Pengukuhan dan Peningkatan Kapasitas FPRB Kapanewon Pandak

Pengukuhan dan Peningkatan Kapasitas FPRB Kapanewon Pandak - (Foto: Ekwanto Ismawan/Inilahjogja.com)

PERISTIWA gempa bumi tahun 2006 di Bantul serta gempa bumi skala 5.6 SR di Cianjur yang baru saja terjadi dan memakan korban, harta benda dan nyawa yang tidak sedikit. Hal ini mendorong segera dibentuk dan dikukuhkannya Forum Pengurangan
Resiko Bencana (FPRB) tingkat Kapanewon Pandak, Bantul.

Hal itu disampaikan Panewu Pandak, Nanang Dwi Atmoko S.Sos, Selasa (21/11/2022) di aula Kapanewon Pandak dalam acara Pengukuhan dan Peningkatan Kapasitas FPRB Kapanewon Pandak. Hadir dari BPBD Bantul Suharyanta ST. MT., Ketua FPRB Bantul Waljito SH., Danramil Pandak Kapten Inf Rajiko, Polsek Pandak dan relawan setempat.

Dwi Atmoko mengakui relawan di Pandak tidak kenal lelah semasa Covid-19, baik mengantar pasien covid, penyemprotan sampai penguburan jenazah. Namun peningkatan kapasitas sangat diperlukan.

Sementara itu, Waljito SH mengingatkan bahwa saat ini masih terjadi bencana baik tanah longsor atau banjir. Beberapa hari lalu Waljito melihat langsung kondisi bencana tersebut. Untuk itu FPRB Kapanewo Pandak bertugas untuk memitigasi atau peta bencana di Pandak secara jeli.

Peningkatan kapasitas relawan terbagi dua bagian yakni struktural dan non struktural. Pada bagian non struktural para relawan dituntut untuk membekali diri sesuai dengan kondisi alam sekitar. “Dan yang tak kalah penting minimal di lingkup keluarga bisa paham tentang bencana,” kata Supriyana ST. MT., dari BPBD Bantul. (zai/rth)

Exit mobile version