DALAM pidato pengukuhan Guru Besar di Bidang Ilmu Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UAD tentang “Aplikasi Metode Instrumental untuk Autentikasi Halal pada Produk Farmasetis dan Produk Olahan dengan Kombinasi Kemometrika”, Selasa (9/2/2021), Prof Dr Dra apt Any Guntarti, MSi, mengatakan, pasar produk halal akhir-akhir ini meningkat secara dramatis.
“Terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduknya muslim, di antaranya Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Timur Tengah,” kata Any Guntarti, di Ruang Amphitarium Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Menurut Any Guntarti, halal dan toyyib (baik) merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam pangan yang dikonsumsi.
“Di mana halal merupakan pemenuhan dari segi syariah sedangkan toyyib atau baik dari segi mutu, kesehatan, gizi, dan organoleptik,” kata Any Guntarti, alumni SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta, SMP Negeri 3 Yogyakarta angkatan 1975 dan SMA Negeri 4 Yogyakarta angkatan 1979.
Bagi Any, produk halal akan mempengaruhi lima unsur, yakni melindungi agama, melindungi jiwa, melindungi akal, melindungi kehormatan, dan melindungi harta benda.
Dari sisi ilmu pengetahuan, kata Any Guntarti, isu-isu yang terkait dengan halal selalu menarik untuk diteliti. “Apalagi mulai banyak ditemukan makanan yang mengandung bahan nonhalal,” kata Any Guntarti, yang menduduki jabatan Guru Besar terhitung mulai 1 Juli 2020.
Alumni Fakultas Farmasi UGM: S1 angkatan 1982, S2 angkatan 1996, dan S3 angkatan 2014, menjelaskan, jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UAD ini sebagai salah satu bakti kepada kedua orangtuanya.
“Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam menangani isu makanan halal adalah ketiadaan metode yang benar-benar valid untuk menganalisis komponen nonhalal,” papar Any Guntarti, yang sudah 25 tahun membersamai mahasiswa Farmasi UAD Yogyakarta.
Anak pasangan Siti Rahayu (almh) dan Kuat Widi Pangarso (alm), mengatakan, sangatlah perlu suatu metode analisis untuk dapat mendeteksi adanya suatu bahan nonhalal.
“Yaitu melalui metode spektrofotometri, kromatografi, pembau elektronik sistem atau electronic nose, differential scanning calorimetry, dan real-time polymerase chain reaction,” ungkap Any Guntarti.
Kakak dari Susi Widarti, Sri Widayanti, SH, MM, Joko Wuryanto, SH, MH dan Rahmad Jati Putranto, A.Md, juga menyinggung informasi dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Januari, 2021), terdapat sekitar 1.360 usaha yang sudah bersertifikat halal yang terbagi dalam 22 kelompok atau jenis.
Isteri dari Ir Riviyandi Indra, mengatakan, semoga ke depannya semakin bertambah yang bersertifikat halal. “Akhirnya makanan, obat dan kosmetika yang halal dan toyyib menjadi salah satu parameter kualitas hidup,” kata ibunda dari Ichsan Luqmana Indra Putra, S.Si, M.Si, Annisa Novia Indra Putri, S.Si, M.Si, dan apt Kholif Sholihah Indra Kurniasih, S.Farm, M.Pharm, Sci.
Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, mengekspresikan kebahagiaan dengan memberi ucapan selamat kepada Prof Dr Any Guntarti, S.Si, M.Si atas kesuksesannya berikhtiar mencapai puncak karir akademik, yakni memperoleh jabatan akademik sebagai profesor.
Melalui proses yang berliku
dan cukup panjang dimulai dari sidang kelayakan di tingkat fakultas, universitas, penilaian oleh LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta sampai review oleh tim penilai di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Akhirnya the ultimate goal ini dapat tercapai,” kata Muchlas.
Muchlas mengamati, proses-proses pengajuan jabatan akademik ini telah dilakukan dengan istiqomah, tekun, semangat, pantang menyerah. “Dan tentu sabar sehingga saat ini beliau dapat dikukuhkan sebagai guru besar,” papar Muchlas.
Dikatakan Muchlas, usaha yang telah dijalankan Prof Dr Any Guntarti, S.Si, M.Si telah menunjukkan, selain karya-karya spektakuler yang harus disiapkan untuk menjadi profesor, diperlukan pula spirit tanpa menyerah, ketekunan dan kesabaran yang tinggi serta selalu istiqomah dan konsisten. (fan)
Discussion about this post