MAHASISWA Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam KKN Reguler 101 Unit IV B.1 mengadakan sosialisasi pengolahan sampah organik dengan menggunakan metode ember tumpuk kepada warga Padukuhan Ngajaran.
Kegiatan yang diikuti 5 orang peserta perwakilan warga tersebut diadakan pada 20 Februari 2023 di rumah Kepala Padukuhan Ngajaran, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Kegiatan ini dilatarbelakangi kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengolahan sampah organik dan banyaknya sampah yang menjadi isu di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul.
Maka, pengolahan sampah harus diupayakan agar tidak menjadi bumerang pada waktu yang akan datang. Dan sampah organik merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga seperti nasi, sisa buah-buahan maupun sisa sayur-sayuran.
Dalam kehidupan sehari-hari sangatlah mudah menemukan sampah organik sehingga pengolahan sampah organik harus dilakukan agar limbah-limbah dari rumah tangga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Putri Nabela, mahasiswi KKN Reguler 101 unit IV B.1, ketika sampaikan materinya mengatakan bahwa sampah harus menjadi perhatian lebih. “Karena Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan penghasil sampah tertinggi di dunia,” terang Putri Nabela.
Maka dari itu, sosialisasi dan praktik ini dilakukan demi meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap pentingnya pengolahan sampah, khususnya sampah organik.
Sekaligus menunjang program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul yang bertekad mewujudkan Bantul Bersih Sampah 2025.
KKN Reguler 101 Unit IV B.1 bertekad membantu Pemerintah Kabupaten Bantul dengan memaksimalkan sosialisasi dan praktik pengolahan sampah organik.
Hal ini mendapat sambutan positif dari Murjiyo selaku Kepala Padukuhan Ngajaran, yang mengungkapkan sosialisasi ini merupakan sebuah ilmu baru yang inovatif untuk pengolahan sampah organik.
“Pengolahan ember tumpuk ini merupakan ilmu baru yang inovatif dalam pengolahan sampah,” kata Murjiyo.
Selain menghasilkan pupuk organik cair (POC), Murjiyo justru lebih tertarik dengan magotnya. “Karena siklus hidupnya lebih cepat dan nilai manfaatnya tidak kalah menarik dibanding dengan POC-nya,” katanya.
Selain mendapatkan POC, juga bisa memanen magot untuk diambil nilai manfaatnya.
Dari praktik mengoperasikan ember tumpuk untuk pengolahan sampah organik memberi kebermanfaatan sangat besar. Diharapkan juga bisa memberikan dampak secara langsung, di antaranya mengurangi sampah, kebermanfaatan untuk tanaman dan hasil panen magot bisa dijual.
Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Muhammad Yasin Yusuf selaku Ketua KKN Reguler 101 unit IV B.1, yang berharap sosialisasi ini bisa berdampak pada lingkungan sekitar dan warga Padukuhan Ngajaran.
“Terlebih lagi bisa memanfaatkan sampah organik sebagai hal yang berguna bagi lingkungan,” kata Muhammad Yasin Yusuf, yang berharap program yang dilakukan KKN UAD bisa berdampak bagi warga masyarakat dan dapat menunjang program Pemerintah Bantul Sampah 2025, yang akhirnya berdampak baik bagi lingkungan sekitar. (Fan)
Discussion about this post