PEMECATAN 7 kader partai Demokrat oleh Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY membuktikan jika cengkeraman sang ayahandanya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih sangat kuat sebagai pengendali PD.
Semakin nyata bahwa cengkeraman keluarga Cikeas itu membuktikan jika partai Demokrat benar adanya sudah menjadi partai dinasti.
“Saya yakini pemecatan tujuh kader senior berpengaruh dan berjasa besar itu telah mendapat restu dari SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi atau bisa jadi SBY yang memberi perintah atas hal tersebut, mengingat begitu banyak fakta yang diungkap mereka jelang KLB, banyak hal yang selama ini belum diketahui publik. Ini membuktikan jika AHY sebagai Ketua umum partai Demokrat masih dibawah ketiak SBY,” kata pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Saiful Anam Selasa 2 Febuari 2021.
Ditambahkan Saiful, “Jika tokoh PD yang berjasa besar sekelas Mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie, deklarator dan anggota parlemen 4 periode Jhoni Allen Marbun, pendiri, mantan Ketum Relawan SBY dan Wasekjen HM Darmizal, Ketua Umum Komunitas Santri Nasional dan Anggota DPR RI 2 periode Ustad H. Sofwatillah Mohzaib, bisa dipecat AHY dan keluarga Cikeas. Pertanyaannya, bagaimana dengan nasib para kader lainnya ? jika nanti ada perbedaan pandangan. Tentu akhirnya akan menjadi sangat sulit mengelola perbedaan di Partai. Semua harus segaris tidak boleh berbeda pendapat”, ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan dosen Pasca sarjana Unas ini, buah dari ketidakbecusan AHY dalam mengelola partai Demokrat menunjukkan kenyataan bahwa dia memang belum matang berpolitik.
“Wajar saja jika kelompok orang yang terdiri dari pendiri dan senior partai Demokrat meminta AHY lengser dari kursi Ketua umum melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Dan ini akan menjadi momentum para senior membuktikan bahwa partai Demokrat bukan milik Cikeas,” ujar Saiful Anam.
Menurut Saiful Anam, KLB partai Demokrat juga menjadi momen penting siapa yang sesungguhnya berbohong. Karena, selama ini kubu AHY selalu mengklaim kepemimpinanya solid didukung 100 % DPD dan DPC partai Demokrat.
“Saat KLB akan terbuka apakah AHY benar-benar didukung oleh DPD dan DPC. Melalui KLB akan terungkap pula siapa yang sesungguhnya berbohong,” tambah Saiful Anam.
Masih menurut Saiful Anam, di partai manapun termasuk partai Demokrat, KLB bisa saja terselenggara. Hal ini sangat tergantung dari terpenuhinya syarat-syarat yang diatur dalam AD/ART partai Demokrat. Syarat ini terkait dengan kemauan para pemilik suara sah partai, yaitu pengurus DPP, DPD Provinsi, dan DPC Kabupaten/Kota.
“Disini saya melihat SBY akan mati-matian membela putra mahkotanya itu. Disisi lain, ajang KLB, juga menjadi pembuktian bagi pendiri dan senior PD, bahwa mereka adalah sungguh sungguh dan mampu mengambil kembali partai yang mereka dirikan untuk sepenuhnya dikembalikan kepada para kader dan masyarakat sehingga PD benar benar menjadi partai tebuka dan modern sebagaimana semangat awal pendiriannya. Bagi mereka pendiri dan senior, mempertahankan marwah Partai Demokrat adalah keharusan agar bisa berjaya kembali,” pungkas Saiful Anam. (kal/fia)
Discussion about this post