MANTAN Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal dunia setelah ditembak pada saat berpidato, Jumat (8/7/2022), pukul 11.30 waktu setempat.
Persitiwa penembakan terhadap Shinzo Abe tersebut sangat mengejutkan. Bahkan, dunia internasional berduka.
Terkait peristiwa tersebut, Ketua umum RèJO (Relawan Jokowi) HM Darmizal memberikan pernyataan bahwa Indonesia harus waspada.
“Peristiwa penembakan Abe saat berkampanye harus menjadi pelajaran penting bagi kita di Indonesia. Peristiwa di Jepang tersebut bisa saja menular ke Indonesia,” tegas HM Darmizal, Sabtu 9 Juli 2022.
Darmizal berpandangan, situasi politik di Indonesia juga terbilang sangat dinamis dengan kebijakan presiden Jokowi yang sangat progresif. Kelompok radikal yang anti terhadap kebijakan presiden Jokowi juga tumbuh subur di Indonesia.
“Dengan dinamika yang terjadi saat ini maka peristiwa di Jepang bisa saja terjadi di Indonesia. Untuk itu pengawalan terhadap Presiden Jokowi yang saat ini sudah cukup bagus, harus lebih ditingkatkan,” tegas Darmizal.
Alumni UGM Yogyakarta ini juga mengingatkan kepada masyarakat agar maklum jika pengawalan terhadap presiden Joko Widodo dilakukan menjadi lebih ketat. Mengingat potensi ancaman terhadap Kepala Negara yang dirasakan juga meningkat.
Selain itu Darmizal juga menyinggung soal perhelatan G20., Darmizal meminta agar pihak penyelenggara G20 melakukan pengetatan protokol keamanannya.
“Indonesia juga akan menjadi tuan rumah penyelanggaraan G20 yang akan segera berlangsung di Bali. Protokol pengamanan tamu negara harus lebih ketat. Peristiwa di Jepang harus menjadi pelajaran berharga bagi kita,” pungkas Darmizal.
Sebelumnya diberitakan oleh NHK, seorang pejabat senior partai Demokrat Liberal (LDP) mengatakan Abe telah meninggal di rumah sakit tempat dia menerima perawatan.
Abe ditembak di Kota Nara, Jepang Barat saat berkampanye untuk pemilihan Majelis Tinggi atau Dewan Negara. Abe adalah politisi muda Jepang yang sangat progresif dan berhasil membangun ekonomi Jepang sehingga ada istilah Abenomics (ekonomi abe).
Kebijakan Abe yang progresif itu tak sepenuhnya mendapat dukungan dalam negeri. (guh/zil)