PERSATUAN dan kesatuan menjadi sebuah kunci untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang merdeka.
Hal tersebut disampaikan Ahmad Ahid Mudayana, SKM, MPH, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, kemarin dalam orasi Sumpah Pemuda memeriahkan Muhammadiyah Yogyakarta Festival 2022.
“Walaupun ada perbedaan suku, ras, agama dan golongan, namun dapat disatukan dalam bingkai bhinneka tunggal ika,” ungkap Ahid, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD Yogyakarta, yang berkolaborasi dengan musik angklung SD Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta.
Menurutnya, pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. “Jangan sampai bangsa ini tergadaikan karena kepentingan kelompok tertentu, kepentingan oligarki maupun kepentingan bangsa lain,” kata Ahid.
Bagi Ahid, sebagai pemuda harus meneruskan perjuangan para pendahulu untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. “Yaitu merdeka sebagai bangsa yang berdaulat,” tandasnya.
Persatuan dan kesatuan para pemuda dari seluruh wilayah di Indonesia perlu terus dijaga. “Tidak boleh dibiarkan ada jarak sejengkal pun yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok perusak persatuan dan kesatuan bangsa,” papar Ahid.
Dikatakan Ahid, penting bagi pemuda untuk terus mempererat persatuan dan kesatuan serta mencegah terjadinya polarisasi yang dapat merugikan bangsa ini di masa yang akan datang.
Perbedaan pandangan maupun perbedaan pilihan politik, kata Ahid, tidak boleh menjadikan pemuda terpecah belah. “Karena masa depan bangsa ini ada di tangan generasi muda,” ujar Ahid.
Lebih lanjut disampaikan Ahid, betapa pentingnya peran pemuda bagi masa depan sebuah bangsa. “Untuk membuktikan pemuda Indonesia mampu mengguncang dunia, maka perlu meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda,” katanya.
Pendidikan yang berkualitas menjadi pondasi dasar untuk membentuk seorang pemuda yang berkemajuan, pemuda yang memiliki nalar berpikir kritis, pemuda yang memiliki ide gagasan luas maupun pemuda yang mampu menciptakan teknologi baru.
“Dengan kemampuan para pemuda itu, bangsa ini mampu mempertahankan bangsa dan menjadi bangsa yang berdaulat,” kata Ahid.
Disampaikannya, sebagai generasi perubahan sudah sepatutnya pemuda berjuang untuk membela dan menjaga bangsa ini dari ancaman yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama. Sebagai generasi muda harus dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara,” kata Ahid.
Seperti disampaikan Ahid, sikap individualisme, sikap apatisme, sikap hedonisme, tidak boleh mengakar dalam sikap dan perilaku seorang pemuda. “Oleh karena merupakan sebuah penyakit yang dapat merusak generasi muda,” ungkapnya.
Pemuda harus terus berjuang untuk mewujudkan kedaulatan bangsa. “Sudah sepantasnya seorang pemuda Indonesia yang mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia,” pungkas Ahid. (Fan)