Pembuatan Pupuk Kompos dengan Metode Ember Tumpuk di Padukuhan Krapakan Bantul

DALAM rangka mendukung program pemerintah — khususnya untuk mengurangi sampah rumah tangga — sembilan orang mahasiswa KKN Reguler Periode 96 Unit V C.2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2022 mengadakan sosialisasi praktik pembuatan pupuk kompos dengan metode ember tumpuk.

Kesembilan orang mahasiwa KKN UAD Unit V C.2 itu adalah Al Ghoniyu, Falil Zulkarnain S Lage, Lailatul Rohmaniah, Gilang Surya Bagaskara, Alifia Ananda Aulia, Dea Putri Sholekha, Rafif Dimas Ramadhani, Majratul Ramadhani Galib, dan Indah Triantik Putri.

Kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan bagian dari program kerja tematik Unit V C.2 serta berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar.

Kegiatan yang berlangsung di kediaman Siti Karyani, Rumah Bibit KWT Sarwo Alami RT 01 Krapakan, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, pada 5 September 2022 melibatkan anggota KWT (Kelompok Wanita Tani), ibu-ibu dasawisma, perwakilan BPP (Balai Penyuluh Pertanian), Babinsa (Bintara Pembina Desa), dan peserta KKN.

Pada kesempatan itu, Maryadi, pemberi pemateri dan selaku perwakilan dari BPP memberi edukasi tentang pembuatan ember tumpuk serta mempraktikkan pembuatan pupuk dari sampah rumah tangga dengan menggunakan metode ember tumpuk. Selain itu, juga menjelaskan tentang pestisida dan pupuk kompos.

“Pupuk kompos merupakan hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula dan cairan EM 4,” terang Maryadi.

Limbah dapur yang diolah, dijelaskan Maryadi, yaitu sisa bahan dapur. “Seperti sayuran maupun buah-buahan yang mulai membusuk,” ungkap Maryadi.

Selain itu, Maryadi juga menjelaskan tentang eco enzyme yang akan mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dengan menggunakan kulit bawang putih. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ember tumpuk yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung limbah sayuran.

Kali ini Maryadi juga menjelaskan tentang pestisida. “Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian,” papar Maryadi, yang berharap dengan adanya pelatihan pengolahan sampah organik dengan metode ember tumpuk ini mudah diimplementasikan masyarakat sekitar.

“Sehingga potensi penambahan volume sampah organik dapat berkurang di tempat penampungan sampah akhir,” ujar Fatma Nuraisyah, SKM, MPH selaku dosen Pembimbing Lapangan KKN UAD 96. (Fan)

Exit mobile version