MAHASISWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 75 Unit II B.2 telah melakukan sosialisasi pemanfaatan lahan sempit sebagai kebun gizi kepada masyarakat Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta, pada 4 Desember 2021.
Dalam kegiatan tersebut mengajak warga untuk dapat memanfaatkan lahan sempit dalam pembuatan kebun gizi.
Pengadaan kebun gizi merupakan program yang sangat cocok dilakukan di masa pandemi Covid-19 seperti ini.
Selain itu, program ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga yang beragam dan bergizi seimbang.
Tokoh masyarakat, Sunu, menuturkan, Bangunrejo merupakan kampung yang memiliki lahan sempit berupa gang-gang kecil. “Sehingga susah untuk ditanami tanaman, apalagi dijadikan kebun,” kata Sunu, Selasa (21/12/2021).
Oleh karena itu, mahasiswa KKN Alternatif 75 Unit II B.2 memberikan edukasi kepada warga setempat dalam memanfaatkan lahan sempit itu untuk dijadikan kebun.
Seperti disampaikan Haris Prasetya Effendie, mahasiswa KKN Alternatif 75 Unit II B.2 UAD akhirnya melaksanakan pengadaan kebun gizi dan pelatihan pemberdayaan lahan sempit sebagai kebun gizi.
Ditambahkan Muhammad Abdullah Sidiq — didampingi Tashia Nur Fabiola, Kinanti Dwi Pradiva, Sheila Salsabila Endrasari, Bella Mudyarti Sulistyorini, Duana Fitri Malinda, Aprelia Kurniawati, dan Hengki Prayoga — mahasiswa KKN juga menjelaskan cara menanam, cara merawat serta memamen jenis sayuran dan buah.
“Seperti menanam bibit kacang panjang, sawi, kangkung, markisa, dan sebagainya,” kata Duana Fitri Malinda.
Di samping itu, juga menyampaikan edukasi pembuatan kebun markisa hingga cara mengolah buah markisa menjadi sirup.
“Dengan harapan warga dapat teredukasi sekaligus termotivasi dalam pembuatan kebun gizi serta dapat menjalankan dan mempraktikannya secara mandiri dan berkesinambungan,” ungkap Tashia Nur Fabiola.
Selain itu, juga memberikan pelatihan pemberdayaan lahan sempit sebagai kebun gizi melalui cara penanaman, perawatan, pemanenan hingga pengolahan hasil tanaman yang dapat dilakukan di lahan sempit.
Tak kalah menariknya, pemberian bibit tanaman berupa sayuran kepada warga untuk dapat ditanam, dirawat, hingga dipanen dan diolah secara mandiri.
Salah satu warga setempat, Sri Handayani, mengapresiasi kegiatan tersebut. “Karena dapat mengedukasi warga dalam melakukan penanaman di lahan sempit,” kata Sri Handayani.
Kata Sri, warga masyarakat sudah lama menginginkan adanya program tersebut. “Dan baru terealisasikan sekarang ini,” ujarnya. (Fan)
Discussion about this post