KULIAH Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau kegiatan yang mendayagunakan potensi mahasiswa untuk terjun dan dapat menyesuaikan kehidupan dalam masyarakat secara langsung.
Tujuan umum dari kegiatan KKN ini untuk menumbuhkan rasa empati dan kepekaan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan ataupun membantu kelancaran dalam kegiatan yang ada di dalam masyarakat.
Dengan kata lain, ikut serta dalam pembangunan program-program kegiatan, khususnya di daerah pedesaan atau pesisir. Seperti program yang disampaikan Bupati Bantul, yakni Bantul Bersih Sampah 2025.
Itu membuktikan bahwa pada saat ini Kabupaten Bantul masih bergulat dengan masalah sampah.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN UAD Reguler Periode 101 Unit XIII C.2 yang diketuai Muhammad Hafidz Nasrullah, yang pengabdiannya di Padukuhan Banyuurip, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, membuat program kerja berupa pembuatan ember tumpuk komposter.
Di bawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd, Kons, kegiatan sosialisasi pembuatan ember tumpuk itu telah dilaksanakan pada 27 Februari 2023 lalu bertempat di SD Negeri Ciren, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul.
Pada kesempatan itu Muhammad Hafizh Nasrullah dan Eldo Bagas Wicaksono memberikan materi sekaligus praktik pembuatan ember tumpuk.
Ember tumpuk ini, dikatakan Muhammad Hafizh Nasrullah, merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi masalah sampah yang masih menumpuk.
“Khususnya sampah yang berjenis organik seperti sisa makanan yang seringkali terbuang sia-sia,” terang Muhammad Hafizh Nasrullah.
Sosialisasi yang disampaikan mahasiswa KKN UAD tersebut disambut baik dengan antusiasme dari siswa-siswi maupun guru SD Negeri Ciren.
Biasanya, sampah-sampah organik itu dibuang di belakang sekolah. “Setelah itu ya dibakar,” ujar Sri Nuryani Samsiatun Munawaroh selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ciren.
Cara pembuatan ember tumpuk ini adalah menggunakan media ember tutup dan paralon.
Dengan menyatukan kedua ember tersebut sehingga berbentuk bertingkat, lalu dilubangi bagian ember yang atas dan ember yang bawah. Lalu diberikan kran pada ember bawah serta paralon pada ember atas. Diberikan pula beberapa lubang di dekat penutup ember atas untuk menarik lalat BSF (Black Soldier Fly).
Lalat BSF itu menjadi peran utama dalam berlangsungnya proses dalam ember tumpuk komposter ini. Karena nantinya lalat tersebut akan bertelur di sekitar lubang ember karena tertarik pada sampah-sampah organik sisa rumah tangga yang telah ditaruh dalam ember tersebut.
“Sehingga akan berkembang menjadi maggot yang bisa dijadikan untuk pakan ikan apabila telah masuk umur panen atau warna maggot yang mulai menghitam,” terang Eldo Bagas Wicaksono.
Sampah organik atau residu padatan yang telah membusuk tersebut nantinya bisa dipisahkan dengan larva untuk dijadikan kompos padat.
Selanjutnya, sampah padatan akan menghasilkan cairan yang akan mengalir ke ember kedua dan dapat diambil melalui kran dan dimanfaatkan sebagai pupuk cair atau disebut air lindi yang juga bisa dijadikan pupuk cair dengan cara mencampurkan dengan air lalu dijemur terlebih dahulu sebelum diberikan pada tanaman.
Sebanyak 9 orang mahasiswa KKN UAD berharap bahwa edukasi pembuatan ember tumpuk di SD Negeri Ciren ini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi sampah organik di lingkungan sekolah.
“Di mana larva maggot dijadikan pakan ikan di kolam sekolah dan residu padatan ataupun air lindinya dapat dijadikan pupuk untuk tumbuhan di sekolah,” kata Eldo.
Selain itu, juga dapat meningkatkan kesadaran warga sekolah agar tidak membuang sampah dan menjadikan sampah tersebut lebih bermanfaat.
Oleh karena itu, pemanfaatan sampah — baik organik maupun anorganik — harus dimulai dari sekarang. “Karena apabila sampah dibiarkan menumpuk, maka akan menjadi masalah yang serius,” tandas Eldo. (Fan)
Discussion about this post