Peluncuran Logo Milad ke-60 UAD Yogyakarta

Menunjukkan Sikap Adaptif dan Kuat Terhadap Perubahan

LOGO milad ke-60 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta diluncurkan Rektor UAD Dr Muchlas, MT, didampingi Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UAD Prof Dr Marsudi Triatmodjo, SH, LLM dan Ir Azman Latif (Sekretaris), Dr Trikinasih Handayani, MSi (Ketua Panitia) dan Sunardi, ST, MT, PhD (Wakil Ketua Panitia), Jum’at (6/11/2020), di Hall Lantai 1 Gedung Kampus Utama UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.

Ketua BPH UAD, Prof Marsudi Triatmodjo, SH, LLM, berharap agar UAD bisa menciptakan madzab keilmuan. “Sudah tidak saatnya memiliki gedung tinggi-tinggi, tapi mengembangkan keilmuannya,” tandas Marsudi.

Dikatakannya, masing-masing program studi (prodi) bisa mengembangkan keilmuannya dan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan agar dapat menjadi panutan lainnya.

Memperingati hari kelahiran institusi, dikatakan Marsudi, ke depan UAD Yogyakarta perlu mengkaji lagi agar tidak membingungkan.

Diterangkannya, tim sejarah UAD akan dibentuk Dr Norma Sari, SH, MHum (Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia) agar bisa survive. “Ini suatu capaian perguruan tinggi yang umurnya lebih dari 50 tahun,” kata Marsudi, yang berharap hal ini perlu dijadikan momentum lustrum ke-12 yang momentumnya cukup bagus.

Pada kesempatan itu, Marsudi memberi semangat dan spirit baru kepada semuanya agar yang diinginkan di masa depan bisa tercapai.

Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, mengatakan, tradisi milad ini terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan dan memajukan UAD Yogyakarta, yang saat ini berhasil meraih akreditasi institusi dengan nilai A. “Kami akan terus meningkatkan status akreditasi program studi,” kata Muchlas.

Bagi Muchlas, sebetulnya milad UAD ada dua: 18 November dan 19 Desember. Kelahiran IKIP Muhammadiyah Yogyakarta pada 18 November 1960 dan alih fungsi IKIP Muhammadiyah Yogyakarta menjadi UAD Yogyakarta pada 19 Desember 1994. Makanya, tradisi kegiatan milad UAD dilaksanakan mulai 18 November hingga resepsi milad pada 19 Desember.

Berbeda dengan kegiatan milad sebelumnya, kali ini diliputi rasa prihatin karena pandemi Covid-19. Kegiatan kali ini tidak sama dengan tahun lalu: tidak ada pagelaran wayang kulit, family gathering dan lomba-lomba. Tahun 2020 ini kegiatan milad dirancang sederhana dan berbasis daring serta meniadakan kegiatan tatap muka, berorientasi pada media online.

“Diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mengambil hikmah dari kegiatan milad ini,” kata Muchlas.

Hal itu, kata Muchlas, terutama terkait untuk memajukan UAD Yogyakarta yang selama ini telah diupayakan dengan semaksimal mungkin. “Tak kalah pentingnya memberi umpan balik penyemangat dalam memajukan UAD, terkait akademik serta manajemen pembelajaran,” papar Muchlas.

Tahun 2020 ini, milad ke-60 UAD Yogyakarta diselenggarakan oleh FKIP sebagai host dan Fakultas Teknologi Industri sebagai co-host. Adapun temanya kali ini adalah meneguhkan pendidikan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi di era tatanan baru. “Ada kata pendidikan dan teknologi dalam tema kali ini,” terang Trikinasih.

Milad kali ini ada lomba video tatanan baru bagi siswa SMA, SMK dan Madrasah Aliyah (MA) bertemakan edukasi dan teknologi anak negeri era tatanan baru 2020 yang digelar 8 November 2020 sampai 16 Desember 2020.

Selain itu ada pula lomba karya mahasiswa UAD: poster, fotografi, esai, multimedia pembelajaran dan demo produk inovasi pada 16 November 2020 sampai 8 Januari 2021.

Ada pula lomba video testimoni UAD pada 1-31 Desember 2020 bertemakan meneguhkan pendidikan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi di era tatanan baru diikuti dosen, karyawan, purnatugas, mahasiswa dan alumni.

Adapun pidato milad dan penganugerahan penghargaan dilaksanakan pada 19 Desember 2020, yang sebelumnya ada pengajian milad pada 12 Desember 2020 serta bakti sosial pada 22 Desember 2020.

Logo milad ke-60 UAD berupa angka 60 yang memiliki warna biru dan oranye. Warna logo dibaur jalinan warna biru dan oranye yang dinamis: menunjukkan sikap adaptif dan kuat terhadap perubahan.

Diterangkan Sunardi, angka nol dan enam membentuk simbol infinity yang memiliki sifat tak berkesudahan atau terus-menerus. “Hal itu menunjukkan sikap konsistensi, sikap pantang menyerah dan sikap tak kebersudahan,” papar Sunardi. (Affan)

Exit mobile version