Pelayanan Kesehatan UAD Bagi Santri dan Jamaah Masjid di Yogyakarta

DI SAAT pandemi Covid-19, lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan majelis taklim sangat terdampak keberlangsungannya.

Lembaga keagamaan tersebut sangat penting perannya di tengah masyarakat guna membekali masyarakat — khususnya anak-anak dan generasi muda — dengan nilai-nilai moral spiritual. “Agar kelak memiliki karakter luhur dalam aktivitas keseharian di masyarakat,” terang dr Dewi Yuniasih, M.Sc, Kamis (11/11/2021).

Oleh karena itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan  penguatan penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas lembaga keislaman.

Tim PKM UAD terdiri dari 2 dosen Fakultas Kedokteran: dr Dewi Yuniasih, M.Sc dan dr Nuni Ihsana, M.Biomed dan 1 dosen teknik kimia Dr. Ing. Suhendra, M.Sc (Dosen Teknik Kimia) beserta mahasiswa FK dan FTI memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan di masjid Al-Atsar Banyuurip, Kalurahan Caturharjo, Kapenawon Pandak, Kabupaten Bantul.

Di depan santri Qur’an dan jamaah masjid Al-Atsar, Ketua Tim PKM UAD dr Dewi Yuniasih, M.Sc mengajak santri dan jamaah untuk betul-betul memerhatikan imbauan dan upaya yang dilakukan pemerintah. “Khususnya untuk meminimalisasi penularan Covid-19 saat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam masjid serta pesantren,” kata Dewi Yuniasih.

Kini, protokol kesehatan menjadi hal yang wajib ditaati setiap orang agar masyarakat siap hidup berdampingan dengan normalitas baru saat dan pascapandemi Covid -19.

Menerapkan 5M, kata Dewi Yuniasih, merupakan protokol kesehatan yang utama selama pandemi Covid-19, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Itu adalah kunci mencegah terpapar Covid-19,” kata Dewi Yuniasih.

Di sisi lain ditekankan dr Nuni Ihsana, pentingnya para santri dan jamaah masjid menyukseskan program pemberian vaksin kepada masyarakat.

Program vaksinasi yang gencar dicanangkan pemerintah diharapkan menjadi salah satu solusi mengurangi risiko terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Keberadaan vaksin akan melindungi tubuh dari terpapar Covid-19, termasuk varian baru dari virus Covid-19.

Karenanya, dr Nuni mengimbau agar para santri dan jamaah yang belum divaksin segera mencari program vaksinasi pemerintah yang ada di sekitar masjid.

Sementara itu dijelaskan Dr Ing Suhendra tentang manfaat pola hidup bersih dan penggunaan perlengkapan higenisnya, seperti hand sanitizer dan disinfektan yang tepat.

“Hal itu dapat mengurangi potensi penyebaran virus pada saat berinteraksi dengan masyarakat sekitar,” terang Suhendra.

Dengan memahami penggunaan hand sanitizer dan disinfektan yang tepat serta upaya mendisiplinkan diri dengan pola hidup bersih ini, diharapkan para santri tidak perlu khawatir ketika berinteraksi dengan masyarakat luar.

Pada kesempatan itu Dr Ing Suhendra memotivasi para santri untuk giat belajar meski pandemi Covid-19.

Diceritakan pula pengalaman hidupnya selama 18 tahun di negara Jerman dan kisah sukses ilmuwan Indonesia di luar negeri. “Semoga para santri termotivasi untuk berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di masa depan,” kata Suhendra.

Tim Pengabdian Masyarakat UAD juga menyerahkan seperangkat alat higienis kepada pembina Pesantren Qur’an Masjid Al-Atsar.

Sebagai bentuk riil pengabdian kepada masyarakat, Tim UAD juga memberikan pelayanan dan konsultasi kesehatan bagi para santri dan jamaah masjid.

Di masa yang akan banyak kegiatan yang dapat bermanfaat dalam menjaga kualitas kesehatan masyarakat di sekitar masjid Al-Atsar. (Fan)

Exit mobile version