Pandemi Covid-19 Buat Azizah Husein Lebih Berkreasi

PENGALAMAN hidup yang luar biasa, Azizah Husein merasakan suatu waktu dengan perasaan kecemasan, ketakutan dan kepanikan. “Tapi selalu ada hikmah di setiap ujian yang Allah SWT berikan,” kata Azizah Husein, Sabtu (6/11/2021).

Selama ini, perempuan yang tinggal di kawasan Kota Yogyakarta adalah orang yang tidak terpikirkan untuk bercocok tanam, memasak ataupun pekerjaan “rumahan” yang dinggap itu hobi. “Karena tidak suka saja,” tandasnya.

Lalu, Azizah berfikir, pekerjaan itu bisa disubstitusikan pada orang lain atau pembantu. “Karena saya harus menyelesaikan pekerjaan lain yang saya anggap itu lebih penting dan lebih manfaat untuk banyak orang,” kata Azizah.

Dan persepsi itu, menurut Azizah, adalah salah. “Pandemi membuat kita harus tinggal di rumah dan ketika pembantu ijin pulang karena pandemi agak parno dan mengundang dia kembali,” kata Azizah, dan aplikasi online bersih-bersih rumah di-uninstall. Praktis, pekerjaan rumah menjadi tanggung jawab penuh.

Awalnya, Azizah merasa berat. Namun pertemuan yang dilakukan dengan zoom meeting, yang banyak dan tidak kenal waktu serta jenuh itu, lantas memaksa hati dan pikirannya untuk menjadi “sedikit” kreatif.

Berawal dari lebih intens membuka medsos, Azizah melihat orang bercocok tanam, berkebun, dan memasak. Mulailah hatinya tergerak untuk ikutan bercocok tanam. Dari cerita teman yang anaknya kos dan kesulitan cari makan, akhirnya ia tergerak untuk memasakkan mereka hingga rajin buka online shop, membeli kebutuhan dan pernak-pernik rumah.

Kini, tiba-tiba Azizah berubah menjadi suka masak dan berkebun. “Allah SWT menyadarkan saya melalui masa ini, termasuk rajin mengikuti facebook teman yang punya banyak perusahaan, namun masih punya waktu buat mengembangkan hobinya,” papar Azizah.

Menurutnya, ada hak dari rumah yang ditinggalinya untuk dirapikan, dirawat, dan dipercantik dengan menjaga dan merawat. “Termasuk di dalamnya menanam tanaman agar menyumbang oksigen, meski sedikit,” kelakar Azizah.

Pun demikian dengan dapur. Barang yang selama ini dibeli dan jarang dipakai, kalau boleh dibilang tidak pernah digunakan, menjadi berfungsi dengan baik.

Dan, ternyata, hobi mengurus orang lain — bahasa kerennya sih berorganisasi — di mana Azizah merasa bahwa itu lebih penting, lebih banyak manfaat untuk orang lain.

“Tetap bisa dilakukan di masa pandemi yang mengajarkan bahwa ternyata mengurus orang dari rumah sekaligus mengurus pernak-pernik rumah bisa selaras dan mengasyikkan serta tetap berdaya guna bagi semua,” ungkap Azizah.

Belum pernah Azizah menaman pohon hingga beranak pinak. Tapi, kini ada sudut rumah yang “sudah seperti kebun” hingga berbagi anakan tanaman dengan tetangga. “Itu berasa sesuatu banget, bangga dan terharu,” kata Azizah.

Meski saat memfungsikan kembali kolam ikan, beli ikan 76 ekor lalu mati 75. Ketika ikannya mati, ia beli ikan lagi dan hidup sampai sekarang. Tiba-tiba ikan yang dibelinya itu kemudian tumbuh besar hingga sekarang.

Selain itu, mesin jahit bergerak kembali. Berawal dari keisengan untuk membuat ecoprint bersama saudaranya. Kini malah bisa merintis ecoprint yang bernilai ekonomi.

Dan organisasi yang ia aktif di dalamnya pun tetap berjalan. Ada kajian yang Azizah menjadi host-nya. Hingga saat ini sudah sampai edisi 137.

Selain itu juga melakukan baksos, pertemuan offline terbatas hingga acara keluar kota pun terlaksana dengan baik. Rekreasi hingga hangout bersama teman-temannya juga tetap bisa dilakukan. Bahkan, menikahkan anaknya pun dilakukan di masa pandemi Covid-19. Juga menghadiri wisuda anak dan menantunya juga dilaksanakan di masa pandemi Covid-19 ini.

Bagi Azizah, pandemi Covid-19 juga yang membuatnya mau sibuk memikirkan teman yang terdampak untuk kemudian berbagi dengan mereka. “Rasa kesetiakawanan diuji,” katanya.

Kata Azizah, pandemi Covid-19 yang memaksanya untuk memikirkan arti hidup yang sebenarnya. “Membuat kita merasakan bahwa batas antara hidup dan mati sangatlah dekat,” kata Azizah.

Lebih lanjut dikatakan Azizah, kekayaan, kemasyhuran dan kepandaian itu tidak membuat kita aman dari kematian. “Karena yang berjiwa itu pasti akan mati,” tandasnya.

Bagi Azizah, pandemi Covid-19 telah menyadarkan kita untuk berbekal menuju tempat akhir. “Melakukan kebaikan, belajar dan berusaha tulus, jujur, ikhlas, insha Allah akan menjadi terbaik yang kita lakukan karena kebaikan akan berbalas kebaikan,” papar Azizah. (Fan)

Exit mobile version