TIGA orang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yaitu Dodi Irawan (Ilmu Komunikasi), Azmiya Aisyah (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan Mahmud Kaliky mahasiswa Akuntansi yang aktif di UKM Fotografi Lensa UAD, melakukan “Orange Expedition” di Pulau Buru, Maluku Utara.
Dodi Irawan adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang aktif sebagai pengurus Madapala dan BEM Universitas, Azmiya Aisyah mahasiswa PGSD yang aktif sebagai pengurus IMM Komfak PGSD, PG PAUD, dan BK serta Mahmud Kaliky mahasiswa Akuntansi yang aktif di UKM Fotografi Lensa UAD.
Seperti disampaikan Danang Sukantar, MPd selaku Kepala Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Bimawa UAD Yogyakarta, Orange Expedition merupakan program baru untuk melakukan pengabdian dan penelitian di Pulau Buru Maluku Utara pada 1-18 Februari 2020.
Setelah itu, tim yang sama melakukan penelitian tentang sosial dan budaya Suku Tobelo yang diselenggarakan Rumah Baca Komunitas Buru bekerjasama dengan Orange Expedition pada 20 Februari 2020 hingga 8 Maret 2020 di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera, Maluku Utara.
Film dokumenter “Orange Expedition”, dijelaskan Danang, agar bisa menginsipirasi banyak pihak baik mahasiswa maupun masyarakat umum. “Sehingga kita melek bahwa Indonesia itu begitu luas dan banyak anak-anak masih kesulitan mendapatkan pendidikan,” kata Danang Sukantar, Jum’at (28/8/2020) malam di Amphitarium Kampus Utama UAD Yogyakarta, Jl A Yani, Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, sangat bangga dan mengapresiasi yang telah dilakukan tim Orange Expedition dengan berbagai usaha untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat di Pulau Buru, yang selama ini jarang sekali mendapat perhatian.
Apa yang telah dilakukan itu, kata Muchlas, sebagai bentuk kepedulian UAD Yogyakarta terhadap daerah 3T: tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia, yang sebagian besar menjadi gerbang tapal batas Indonesia.
“Selain itu juga banyak melaksanakan program pemberdayaan sosial, keagamaan dan pendidikan,” kata Muchlas.
Pulau Buru merupakan pulau bersejarah, tetapi selama ini dilupakan sejarah dengan berbagai ketertinggalannya. “Mahasiswa ingin berbuat sesuatu agar Pulau Buru jangan hanya jadi ingat sejarah, sebagai tempat pembuangan korban politik, tetapi punya hak untuk maju,” kata Dr Muchlas, MT, Rektor UAD Yogyakarta.
Pulau Buru urutan ketiga setelah Pulau Halmahera di Maluku Utara dan Pulau Seram di Maluku Tengah. Pulau Buru berupa perbukitan dan pegunungan.
Melalui usaha itu kini masyarakat Pulau Buru merasa bagian dari NKRI. “Ini dapat menginspirasi pemuda Indonesia dalam merawat NKRI,” tandas Muchlas yang menambahkan peluncuran film ini sangat tepat agar memberi manfaat pada masyarakat.
Sementara itu Prof Dr Ir Dwi Sulisworo, MT, mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi pemuda dan masyarakat. “Mahasiswa tidak sekadar meneliti, tetapi bisa berbuat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki,” kata Dwi Sulisworo, yang berharap kegiatan ini bisa menyerap nilai-nilai kearifan lokal, melakukan pengabdian dan penelitian.
Ditambahkan Dwi, program ini selaras dengan kebijakan Mendikbud Nadiem yang mencanangkan Kampus Merdeka.
“Kampus Merdeka tidak hanya menjadi menara gading, tetapi mahasiswa bisa mengimplementasikan pemahaman, pemikirannya secara riil di masyarakat dan memberikan kontribusi yang jelas bagi bangsa Indonesia,” kata Dwi Sulisworo.
Menurut Dwi, dengan Kampus Merdeka ini menjadi bagian yang sangat penting sebagai inspirasi bersama. “Kalau perlu membuat kegiatan selama tiga bulan di luar kampus dan ekspedisi ini bisa memberi pembelajaran dan pengalaman,” katanya.
Pada ekspedisi ini, output yang dihasilkan dengan membuat video pendidikan karakter berupa literasi dan nasionalisme. Selain juga melakukan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Kegiatan Orange Expedition ke Pulau Buru ini terinspirasi dari berbagai kegiatan kerelawanan yang diikuti oleh Dodi Irawan. Dan salah satu yang diikutinya adalah kegiatan kerelawanan di Kepulauan Riau.
Dari berbagai kegiatan organisasi kerelawan yang diikuti Dodi itu membuatnya paham tentang kegiatan, seluk-beluk tentang prosedur perizinan, dan lainnya. “Sehingga saya punya inisiatif untuk membuat kelompok kerelawanan mahasiswa UAD,” terang Dodi.
Melalui beberapa diskusi dengan dosen-dosen, oleh Kepala Bidang Kemahasiswaan Bimawa disarankan untuk bimbingan ke Prof Dwi Sulisworo, yang selama ini sangat konsen untuk melakukan kegiatan pengabdian dan penelitian di Indonesia Timur.
Atas saran tersebut lalu dibentuklah formasi tiga mahasiswa yang melaksanakan misi kerelawanan, dengan tambahan Mahmud Kaliky mahasiswa Akuntansi yang aktif di UKM Fotografi Lensa UAD.
Mendapat bimbingan Prof Dwi, banyak saran dan tantangan untuk kegiatan pengabdian sekaligus penelitian. Sehingga kegiatan di Pulau Buru tidak hanya program pengabdian tentang pendidikan, melainkan juga melakukan penelitian, belajar mengetahui kawasan adat Tobelo, Halmahera Timur.
Dipilihnya Pulau Buru karena selama ini pulau itu identik sebagai tempat pembuangan para tahanan politik di masa Orba. Dan nama Orange Expedition sebagai perjalanan misi pengabdian oleh mahasiswa dari kampus orange, warna kebanggaan almamater UAD, untuk misi pendidikan di daerah 3T.
Dibuat formasi laki-laki dan perempuan untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan. “Agar lebih fleksibel dalam melaksanakan berbagi kegiatan dan aktivitas serta pembagian tugas,” terang Danang Sukantar.
Masuknya Mahmud Kaliky dalam misi kerelawanan itu, dikarenakan ekspedisi ke Pulau Buru selain menghasilkan laporan tertulis berupa laporan kegiatan, hasil penelitian, juga harus menghasilkan karya film dokumenter.
Harapannya, film dokumenter Orange Expedition ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk mau terlibat dalam menggarap Indonesia Timur sebagai masa depan Indonesia. (Affan)
Discussion about this post