MAHASISWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode 84 Unit III B.3 melaksanakan kegiatan lanjutan (follow up) dari sosialisasi tentang pengelolaan sampah plastik kepada warga RW 03 Gendingan, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta.
Bertempat di Balai RW 03 Gendingan pada 29 November 2022 yang lalu — dengan menyasar ibu-ibu sebagai partisipan — kegiatan pembuatan kerajinan itu berasal dari bahan sampah plastik.
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan acara sosialisasi tentang “Optimalisasi Pengolahan Sampah Plastik untuk Mewujudkan Masyarakat Sehat” di RW 03 Gendingan, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta, pada 12 November 2022 oleh Ahmad Faizal Rangkuti, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Setiap tahun, kata Ahmad Faizal Rangkuti, di Indonesia terjadi peningkatan penimbunan sampah plastik. Kenaikan tersebut ditandai dengan komposisi sampah plastik per tahun 2022 sebesar 17,7 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 15,93 persen.
Sampah plastik yang belum terkelola, biasanya akan terbuang ke lingkungan sehingga mencemari lingkungan. “Terutama sungai, danau, pantai dan laut,” tandas Ahmad Faizal Rangkuti.
Maka, penting untuk mengetahui pengelolaan sampah dengan 3R, yaitu Reduce (mengurangi sampah), Reuse (pemanfaatan kembali) dan Recyle (mendaur ulang).
Dalam kegiatan lanjutan itu terlihat antusiasme yang cukup tinggi. Para partisipan aktif dalam mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan dari bahan sampah plastik berupa botol, kemasan bekas kopi, sabun cuci, bumbu masak dan sejenisnya yang dijadikan pot tanaman dan ecobrick berbentuk kursi.
Untuk botol yang dibentuk menjadi pot tanaman, cukup sederhana. Yaitu, dengan memotong sesuai keinginan, kemudian dilukis sebagai hiasan.
Sementara itu, untuk ecobrick, memadatkan botol dengan diisi berbagai sampah kemasan hingga sebanyak 10 botol. Selanjutnya diikat dengan tali dan dapat digunakan sebagai kursi.
Respons positif ditunjukkan dari partisipan yang mengikuti kegiatan lanjutan (follow up). Salah satunya adalah Santi, warga RT 18, yang mengatakan kegiatan itu sangat menyenangkan dan memberikan wawasan baru. “Karena sampah plastik juga dapat diolah menjadi kerajinan yang bermanfaat,” kata Santi.
Melalui program pelatihan yang sudah diselenggarakan itu, Tim KKN Unit III B.3 berharap ke depannya masyarakat tetap melanjutkan program pengolahan sampah plastik ini. Hal itu demi mengurangi penimbunan yang tidak diinginkan. (Fan)