Omzet Pedagang Daging Sapi Anjlok Hingga 20 Persen Akibat PMK

Pedagang daging sapi di pasar Rejodani, Ngaglik, Sleman, DIY. @ foto InilahJogja

MEREBAKANYA kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan sapi berpengaruh pada penjualan daging sapi di pasar tradisional.

Pedagang daging sapi di pasar Rejodani, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta bernama Dian mengaku, megalami penurunan omzet penjualan semenjak merebaknya PMK di sejumlah daerah.

“Ya agak turun sedikit. Sekitar 20 persen lah,” katanya saat ditemui Sabtu 18 Januari 2025.

Ia mengatakan, dalam sehari dirinya mampu menghabiskan satu ekor daging sapi yang laris terjual.

“Namun, sejak merebaknya kasus PMK omzet penjualan anjlok turunlah sedikit 20 persen,” urainya.

Menurutnya, harga daging sapi saat ini tidak mengalami penurunan ditengah merebaknya kasus PMK.

“Kalau harganya masih stabil dengan harga 140 ribu rupiah perkilogram,” pungkasnya.

Deni salah satu pembeli daging sapi yang tak khawatir dengan adanya kasus PMK. Bahkan, saben hari dirinya terus membeli daging sapi yang akan digiling menjadi bakso.

“Kalau ditempat kami daging yang akan dibuat bakso direbus dulu dua kali dengan suhu panas mencapai 75 derajat celcius. Jadi, dengan cara masak yang begitu saya tidak khawatir akan PMK ini,” ucap Deni. (fir/kas)

Exit mobile version