Nasyiatul Aisyiyah Menggelorakan Pandangan Islam Berkemajuan

NASYIATUL Aisyiyah agar terus menggelorakan pandangan Islam berkemajuan dan di usianya ke-94 Nasyiatul Aisyiyah akan menjadi gerakan yang luwes di berbagai kondisi dan fleksibel saat berhadap-hadapan dengan zaman.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, dalam acara Milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah di Amphitarium, Lantai 9 Kampus Utama UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, pada 24 Juli 2022 lalu.

Hadir Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala BPN Raja Juli Antoni, SAg, MA, Ph.D, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini, M.Pd, Prof Dr Hj Siti Chamamah Soeratno (Ketua Umum PP NA tahun 1965), Rektor UAD Dr Muchlas, MT beserta Wakil Rektor.

Menurut Haedar, Nasyiatul Aisyiyah sebagai anak panah putri Aisyiyah dan Muhammadiyah menjadi kekuatan yang terus menggelorakan Islam berkemajuan. “Sebagai al fikrah al badilah pemikiran alternatif sekaligus al harakah al badilah gerakan alternatif,” ungkap Haedar, yang juga menerangkan posisi pandangan Islam berkemajuan dalam peta pemikiran Islam.

Dikatakan Haedar, Islam berkemajuan menjadi perspektif baru di tengah pemikiran-pemikiran yang selalu terjadi pendulum dan kontradiksi. “Posisi pandangan Islam berkemajuan bukan dialektika, namun lebih kepada eklektif, keluar dari dikotomi kemudian bisa lebih dinamis,” kata Haedar.

Dalam acara dengan tema “Merawat Damai Menggelorakan Semesta”, Ketua Umum PP NA, Diyah Puspitarini, M.Pd, sampaikan lima poin.

Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan amar makruf nahi munkar dan tajdid tidak hanya berkutat pada ibadah semata, tapi mengajak untuk berkontribusi nyata dalam kerja-kerja peradaban.

Kedua, kader-kader NA harus menjadi uswatun hasanah dalam penyelesaian konflik. “Baik agraria, rumah tangga maupun isu pelecehan seksual,” kata Diyah.

Ketiga, Islam merupakan agama perdamaian sehingga kalau Islam tidak damai, ini menjadi persoalan.
Keempat, melestarikan lingkungan. “Manusia tidak bisa hidup tanpa mengendalikan alam,” tandas Diyah, yang mengajak kader NA untuk merawat lingkungan dan tanggap terhadap segala kondisi.

Kelima, menguatkan jaringan kerjasama dengan elemen pergerakan lain, baik lintas golongan, agama maupun negara.

Di depan kader-kader terbaik Nasyiatul Aisyiyah, Ketua Umum PP Aisyiyah, Noordjannah Djohantini, mengatakan, Nasyiatul Aisyiyah harus bisa aktif ikut serta menjawab persoalan bangsa dan kepentingan isu-isu kaum perempuan.

“Bisa menghadirkan perempuan sebagai manusia yang tidak dibedakan untuk menjalani kehidupan,” kata Noordjannah Djohantini.

Noordjannah berharap kepada NA untuk bisa merefleksikan tokoh-tokoh perempuan agar menjadi pandangan dan tidak terjebak dalam hal kecil.

“Menjadikan Nasyiatul Aisyiyah sebagai tempat untuk memetik kebaikan dan ilmu berlanjut menjadi penggerak Aisyiyah,” kata Noordjannah Djohantini.

Sementara itu Rektor UAD, Dr Muchlas MT, berharap kepada kader NA agar bisa menjadi anak panah Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan tengahan. “Yaitu gerakan yang bisa memposisikan diri untuk bisa mengayomi seluruh elemen,” kata Muchlas.

Berkaitan tema milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah “Merawat Damai Menggelorakan Semesta”, bagi Muchlas merupakan bentuk implementasi amanah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Fan)

 

Exit mobile version