BAHASA mempunyai peranan penting di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahasa digunakan pula untuk berkomunikasi dalam menyampaikan maksud yang kita utarakan kepada orang lain.
Di Sekolah Dasar (SD), peserta didik mulai diajarkan pembelajaran bahasa Indonesia, di mana peserta didik mulai dilatih untuk memiliki kemampuan berbahasa seperti berbicara, menulis, membaca dan menyimak.
Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di SD, yaitu mengenai pokok pikiran paragraf. Kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf merupakan materi yang diberikan di SD pada kelas atas. Di mana siswa disajikan teks bacaan dan menentukan pokok pikiran dari masing-masing paragraf tersebut.
Terkadang, siswa malas dalam membaca teks bacaan yang disajikan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menemukan pokok pikiran paragraf tersebut. Padahal, dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif pada saat mengikuti pembelajaran atau pembelajaran harus berpusat kepada siswa.
Banyak model pembelajaran untuk meningkatkan siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran serta menjadikan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dan, model pembelajaran didesain sedemikian rupa untuk dapat memfasilitasi siswa agar aktif, senang, termotivasi, antusias serta mendorong siswa agar memiliki kemampuan dalam berbagai hal.
Kenyataannya, dalam pembelajaran, siswa masih kesulitan dalam menentukan pokok pikiran paragraf. Dalam pembelajaran, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dan siswa terkadang malas dalam membaca teks bacaan yang panjang.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh dalam keberhasilan guru ketika menyampaikan materi yang diajarkan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal dan aktif, guru dan siswa perlu menerapkan model pembelajaran.
Menurut Salvin dalam Maarip dan Hendra (2016: 232-233), pengertian model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya, baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar.
Model CIRC ini bertujuan untuk melatih peserta didik agar aktif dalam pembelajaran. Selain itu, model CIRC dapat melatih peserta didik untuk berbicara, yaitu diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sehingga siswa tidak jenuh dalam membaca teks bacaan individu.
Menurut Salvin dalam Shoimin (2016: 52-53), langkah-langkah model pembelajaran CIRC, yaitu membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara homogen, guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran, siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada lembar kertas, mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok, guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
Kelebihan model CIRC ini siswa lebih aktif, mampu bekerjasama dalam kelompoknya serta melatih kemampuan siswa dalam berbicara, yaitu dengan mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Selain itu, model CIRC mudah diterapkan dalam proses pembelajaran. CIRC juga mempunyai kekurangan jika diterapkan kepada siswa yang belum bisa membaca. Dan siswa akan merasa bosan jika model CIRC ini diterapkan terlalu sering. (Penulis adalah Mahasiswi Prodi Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Angkatan 2022)