DALAM rangka mitigasi bencana berperspektif anak dan pelibatan anak dalam proses perumusan penanggulangan kebencanaan digelar rapat koordinasi terbatas.
KPAID Kota Yogyakarta mengajak lembaga terkait perlindungan anak dan institusi penanggulangan kebencanaan untuk bersama-sama saling berdiskusi dengan tema “Mitigasi Bencana Berperspektif Anak di Kota Yogyakarta”.
Kegiatan tersebut diadakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Kota Yogyakarta (DP3AP2) bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Yogyakarta.
Dalam kejadian bencana, anak-anak selalu menjadi kelompok paling rentan yang terdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Untuk itu, penting sekali memasukkan perspektif anak ke dalam setiap strategi penanganan kebencanaan,” kata Drs Heroe Poerwadi, MA, Wakil Walikota Yogyakarta, Senin (22/02/2021), di Ruang Arjuna Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta.
Heroe berharap, di masa sekarang anak-anak bisa bahagia menikmati hidup bersama keluarga.
Adanya koordinasi itu, Heroe berharap dapat memberikan solusi bagaimana melindungi anak. “Baik dalam pembelajaran sekolah ataupun dalam mengantisipasi bencana alam seperti di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Heroe Poerwadi.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan bagi anak-anak, orang tua ataupun pihak terkait seperti lingkungan dan pendidikan, bagaimana upaya dalam mencegah kebencanaan.
“Mengingat situasi pandemi Covid-19 saat ini, anak-anak membutuhkan zona aman untuk tumbuh dan berkembang, bersosialisasi serta bermain berkreasi,” katanya.
Bagi Heroe, anak-anak butuh pendidikan secara reguler. “Bukan pendidikan transisional model daring seperti sekarang ini,” ungkap Heroe.
Rakortas tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah dalam melindungi anak-anak terutama yang terdampak bencana. Seperti disampaikan Kepala DP3AP2 Kota Yogyakarta, Edi Muhammad, kegiatan ini idealnya menjadi perspektif anak yang terdampak. “Dan tidak bisa terpisahkan sejak tahapan mitigasi bencana atau prabencana,” paparnya.
Pelibatan anak dalam proses perumusan penanggulangan kebencanaan dilakukan untuk memberi ruang partisipasi anak dan menempatkan anak sebagai subyek penting dalam kerangka mitigasi bencana untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB). (Fan)