Milad ke-106 Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta

Sekaligus Milad ke-112 Muhammadiyah

Resepsi Milad ke-106 Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus Milad ke-112 Muhammadiyah berlangsung di halaman Mu’allimaat, Minggu (24/11/2024).

Kegiatan dengan tema “Tanggap Tangguh” dihadiri Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si (Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Periode 2010-2022), Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Unik Rasyidah, M.Pd, Badan Pengurus Harian (BPH) Mu’allimin-Mu’allimaat diwakili Dr (HC) M Habib Chirzin, M.Ag, Kakanwil Kemenag DIY diwakili Ketua Tim Kerja I Bidang Kesiswaan dan Kurikulum Hj Anita Isdarmini, S.Pd, M.Hum.

Acara milad dimeriahkan penampilan santriwati berupa tahfidz, menyanyi, tari “Ratoh Jaroe”, pertunjukan ekstrakurikuler karawitan dan penampilan memukau ekstrakurikuler band. Tidak kalah pentingnya adalah penyerahan reward umrah bagi guru dan karyawan serta prestasi guru, karyawan dan santriwati Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

Resepsi tersebut merupakan acara puncak Milad ke-106 Mu’allimaat yang sebelumnya diawali bakti sosial pemeriksaan kesehatan pada 3 November 2024, simulasi mitigasi bencana di 17 asrama yang dilaksanakan pada 7 November 2024, jalan sehat dan aksi bergizi pada 20 November 2024.

Di usianya yang ke 106 tahun, sekolah kader persyarikatan tingkat menengah yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini sudah melewati banyak tantangan.

Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Unik Rasyidah, M.Pd, meyakini bahwa berbagai perubahan telah dialami oleh madrasah ini dan telah dilalui dengan baik serta betapa hebatnya hingga sekarang tetap berdiri.

Kehidupan Mu’allimaat dalam sejarahnya sering berpindah-pindah. “Menandakan selalu dinamis dan mengikuti peradaban yang ada,” kata. Unik.

Semakin tahun semakin berkembang dan saat ini sudah mulai merambah ke internasional. Mu’allimaat selalu membuka jaringan-jaringan internasional dalam rangka membesarkan amal usaha dan dunia pendidikan.

Dikatakan Unik, KHA Dahlan sangat berpihak kepada perempuan. “Hal itu terbukti dengan adanya madrasah Mu’allimaat ini,” papar Unik.

Hadirnya Mu’allimaat ini sebagai semangat menjadikan laboratorium, yakni para perempuan-perempuan terdidik berilmu dan berdaya. Selain itu madrasah ini agar berkembang dengan pesat.

Mengusung kader ulama pemimpin dan pendidik harus tertanam menjadi jiwa dalam diri peserta didik. Di usia ke 106 memiliki keyakinan bahwa tujuan mulia ini akan tercapai, yakni mewujudkan cita-cita Ahmad Dahlan dalam mewujudkan perempuan terdidik.

BPH Mu’allimin-Mu’allimaat yang diwakili Dr (HC) M Habib Chirzin, M.Ag mengatakan bahwa Mu’allimaat ini adalah representatif sekolah yang sudah terpadu. “Tidak hanya sekolah yang berasrama, melainkan sekolah yang sudah menggabungkan berbagai disiplin ilmu mulai dari agama, umum dan kesenian,” tandasnya.

Dunia pendidikan yang semakin beragam dan berkembang seperti sekarang ini, kata Habib, perlu menjadi sekolah-sekolah percontohan. “Dan ini sudah dimulai sejak awal pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan,” terang Habib yang menambahkan Mu’allimaat benar-benar dijadikan sebagai model pendidikan di masa depan.

Kakanwil Kemenag DIY melalui Ketua Tim Kerja I Bidang Kesiswaan dan Kurikulum Hj Anita Isdarmini, S.Pd, M.Hum berharap kepada Mu’allimaat di usia 106 tahun ini bukan hanya matang. “Tetapi sudah kuat dan sudah menjadi rujukan madrasah Indonesia,” katanya.

Jika membicarakan rujukan madrasah di Indonesia pasti menyebut Mu’allimaat yang hadir untuk melahirkan perempuan-perempuan hebat.

Begitu perhatiannya Muhammadiyah dalam dunia pendidikan, yakni dengan lahirnya Mu’allimaat. “Madrasah Mu’allimaat ini adalah salah satu unggulan di DIY,” kata Anita Isdarmini.

Prestasinya punmelejit. “Selamat untuk melaju pesat. Selamat untuk menjadi madrasah yang kuat. Selamat untuk anak-anak yang tepat memilih Mu’allimaat,” katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2010-2022, Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si, mengatakan, Mu’allimaat bisa menuangkan harapan Aisyiyah dan Muhammadiyah dengan 6 tahun di Mu’allimaat yang sangat mengesankan. “Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diharapkan melahirkan pendidikan dan penghidupan yang maju,” kata Noordjannah.

Dikatakan Noordjannah, Ahmad Dahlan menggagas pergerakan modern. Pergerakan Islam dimulai dari Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Laboratoriumnya adalah Mu’allimaat,” tegasnya. (Fan)

Exit mobile version