Menghasilkan sumber daya yang unggul merupakan cita-cita dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi.
“Hal tersebut hanya dapat diwujudkan dengan kerja keras dari setiap insan pendidikan tinggi melalui pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat,” kata Prof Ir Nizam, MSc, DIC, PhD, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI dalam pidato ilmiah Sidang Terbuka Senat UAD secara virtual dengan agenda upacara milad ke-60 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Sabtu (19/12/2020), di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Dalam acara yang dihadiri secara daring oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi, Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta Prof Dr Didi Achjari, SE, M.Com dan Ketua BPH UAD Prof Marsudi Triatmodjo, SH, Nizam berharap agar Universitas Ahmad Dahlan selalu fokus untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui penyiapan kompetensi-kompetensi yang saat ini sangat dinamis.
Kebutuhan kompetensi pada 5-10 tahun ke depan, seperti dikatakan Nizam, akan berbeda dengan kompetensi yang ada sekarang. “Hal tersebut didorong oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat dan banyaknya disrupsi yang terjadi,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Nizam, cara yang dapat dilakukan agar dapat memastikan lulusan-lulusan perguruan tinggi selalu mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan zaman adalah dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi.
Bagi Nizam, mahasiswa harus mempunyai ruang yang luas untuk memperkaya kompetensi sesuai dengan cita-cita, passion serta bakat yang dimilikinya. “Jangan sampai mahasiswa terjebak dalam suatu program studi yang tidak memberikan ruang bagi mahasiswa,” tandasnya.
Ketika menyinggung program merdeka belajar dan kampus merdeka, dikatakan Nizam, hal itu memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menggunakan satu semester dengan 20 SKS yang memperbolehkan mahasiswa mengambil mata kuliah dari program studi lain. “Karena kompetensi lintas disiplin merupakan kompetensi yang sangat penting di era ini,” ungkapnya.
Selain itu, memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menggunakan dua semester sampai dengan 12 bulan yang memperbolehkan mahasiswa meninggalkan kampus untuk mendapatkan berbagai macam pengalaman melalui berbagai kegiatan.
Nizam juga mengungkapkan, saat ini di negara-negara maju sedang terjadi micro credentials atau pengayaan kompetensi secara spesifik yang diberikan untuk mahasiswa dengan background atau fondasi keilmuan yang cukup kuat, untuk dapat lebih fit dengan kebutuhan yang sangat dinamis saat ini.
Dikatakannya, micro credentials tersebut sangat dibutuhkan oleh dunia industri. “Terutama pada dunia industri digital saat ini,” tandasnya.
Sehingga, pemerintah sudah menyiapkan beberapa program micro credentials yang dapat diikuti oleh mahasiswa.
Selama masa pandemi ini terdapat suatu kondisi umum di era revolusi industri 4.0, yaitu kondisi yang sangat tidak menentu dan serba tidak pasti. “Dalam menghadapi hal tersebut terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa dan perguruan tinggi, yaitu kompetensi untuk beradaptasi dengan berbagai macam perubahan yang terjadi sangat cepat,” kata Nizam.
Bagi Nizam, adaptabilitas perguruan tinggi dalam menghadapi pandemi ini sangat luar biasa, karena 2 minggu sejak dikeluarkannya surat edaran oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia sudah melakukan pembelajaran dari rumah.
Menurut Nizam, teknologi akan hadir secara terus-menerus. “Tetapi pembelajaran secara daring tidak menyelesaikan semua permasalahan yang ada karena pendidikan bukan sekadar pembelajaran, tetapi didalamnya terdapat interaksi sosial, pengembangan nilai-nilai serta pengembangan karakter,” kata Nizam.
Oleh karena itu, lanjut Nizam, kehadiran teknologi dapat dijadikan sebagai suatu penguat dari proses pembelajaran yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dan harus terus dikembangkan.
Nizam mengatakan, bekerja sama dengan berbagai mitra dan perguruan tinggi, Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan pembelajaran tetap berjalan. Salah satunya dengan menciptakan SPADA, yaitu platform nasional untuk berbagi modul pembelajaran daring.
SPADA dan berbagai modul tersedia pada platform tersebut untuk digunakan oleh seluruh kampus yang belum memiliki modul pembelajaran dan dapat digunakan secara gratis.
Dengan beberapa program yang telah dilakukan dan disiapkan serta kerja sama antara dunia pendidikan tinggi, pemerintah, masyarakat, media massa dan dunia industri, diharapkan akselerasi penyiapan sumber daya unggul untuk kemajuan Indonesia dapat diwujudkan.
“Sumber daya unggul yang mempunyai kompetensi kuat, orientasi dan kesiapan menghadapi masa depan dengan siap serta memiliki akhlak yang mulia,” paparnya. (fan)
Discussion about this post