HASIL Muktamar ke-46 Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta mengamanatkan terwujudnya transformasi pendidikan dasar dan menengah berbasikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai karakter utama, holistik dan integratif.
Hal tersebut disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib, M.Pd, di depan Kepala SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Muhammadiyah se-DIY dan peserta diskusi publik dan FGD Forum bertema “Menggali Potensi Keunggulan Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah” di Grand Rohan Syariah Yogyakarta, Sabtu (19/8/2023).
Sebagai narasumber adalah Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah Dr Kasiyarno, M.Hum, Prof Suyata, Ph.D dari FKIP UAD Yogyakarta, Kepala SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, Kepala SMK Negeri 2 Malang dan MAN Insan Cendekia Serpong.
Menurut Irwan, kepala sekolah Muhammadiyah untuk membaca keputusan Muktamar ke-46 menuju sekolah unggul dan berkemajuan. “Kita juga mencontoh dan mengamalkan apa yang sudah dilakukan KHA Dahlan,” ungkap Irwan.
Sekolah Muhammadiyah, kata Irwan, harus menghasilkan etos pembelajar sepanjang hayat yang mampu menjawab kebutuhan zaman. “Dengan tata kelola pendidikan unggul yang berdaya saing global dan inklusif,” katanya.
Menurutnya, sekolah Muhammadiyah di Yogyakarta seperti SD Muhammadiyah Sapen dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi rujukan sekolah Muhammadiyah se-Indonesia.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag, menjelaskan, dengan adanya keunggulan sekolah dan madrasah Muhammadiyah ke depan bisa menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah dan madrasah Muhammadiyah.
Bagi Achmad Muhamad, tanpa ada keunggulan di sekolah atau madrasah Muhammadiyah, sulit untuk dilirik masyarakat. “Apalagi memasukkan anaknya di sekolah Muhammadiyah,” tandasnya.
Dalam kegiatan yang diadakan Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Ketua PWM DIY Dr Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag, MA mengingatkan amanah muktamar dan Musywil Muhammadiyah DIY dalam mewujudkan sekolah unggul berkemajuan.
Sedangkan Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Dr Kasiyarno, M.Hum, menyinggung kriteria sekolah/madrasah Muhammadiyah unggul.
Menurutnya, pendidikan Muhammadiyah lahir sebelum berdirinya NKRI. “Waktu itu, orientasi pendidikan Muhammadiyah untuk membebaskan kaum pribumi dari belenggu kolonialisme,” kata Kasiyarno.
Kata Kasiyarno, yang perlu mendapat prioritas adalah meningkatkan mutu satuan pendidikan Muhammadiyah jadi lebih unggul dan berkemajuan.
Perkembangan iptek yang sangat pesat, Kasiyarno mengatakan hal tersebut belum optimal pemanfaatannya. “Di sisi lain banyak yayasan atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan berbasis agama kualitasnya lebih baik dari sekolah Muhammadiyah,” papar Kasiyarno.
Kata Kasiyarno, perlu reorientasi baru berkaitan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan pendidikan Muhammadiyah.
“Pengalaman Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan sudah teruji dengan jumlah satuan pendidikan, siswa dan guru yang sangat besar,” ungkap Kasiyarno.
Kasiyarno menyampaikan perlu adanya penguatan tata kelola sekolah/madrasah Muhammadiyah dan pengembangan tata kelola dan kultur sekolah/madrasah serta pengembangan pusat data dan informasi sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Perlu ada agenda prioritas dalam pengembangan sekolah/madrasah unggul, mandiri dan berkemajuan yang berstandar internasional. “Selain itu pengembangan pendidikan jarak jauh berbasis teknologi,” tandas Kasiyarno.
Pada kesempatan itu Prof Suyata, Ph.D dari FKIP UAD Yogyakarta menyampaikan berkaitan pengembangan sekolah/madrasah berwawasan keunggulan menjadi potensi keunggulan sekolah/madrasah Muhammadiyah. “Di setiap propinsi minimal ada satu sekolah SMP dan SMA unggulan,” ujarnya.
Dijelaskan Suyata, model perbaikan mutu meliputi sekolah efektif, perbaikan sekolah, sekolah bermutu dan model konstruktivis. “Selain juga ada penentu keberhasilan siswa dan pola memperbaikinya siswa,” papar Suyata. (Fan)