Mengganggu, Live Musik Kafe Bawah Langit

Dianggap Mengganggu Ketenangan Warga Gantalan Sleman

WARGA Gantalan, Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, merasa kehadiran Kafe Bawah Langit di wilayahnya dianggap tidak membawa kebaikan bagi warga sekitar.

Pasalnya, suara alunan musik ketika kafe tersebut menggelar live musik setiap malamnya dianggap mengganggu ketenangan warga sekitar.

Dijelaskan Wandoyo  warga terdekat dengan Kafe Bawah Langit, sejak kafe itu berdiri dia dan keluarganya sangat terganggu dengan dentuman alunan musik yang tidak pelan. Bahkan, sempat menggetarkan kaca rumahnya.

“Awalnya dulu pertama kali kalau ada event pasti suara musiknya sangat kencang sekali, mengganggu sampai ke kampung sini, terlebih rumah saya ini,” kata Wandoyo, Selasa (17/5/2022).

Wandoyo, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Kafe Bawah Langit, bahkan sempat menegur langsung pihak kafe ketika alunan musik tidak berhenti hingga lewat tengah malam.

Kata Wandoyo, sempat live musiknya selesai pukul 22.00 WIB lalu diteruskan dengan menyetel musik hingga lewat tengah malam.

Dirinya bersama warga lainnya yang terdampak atas gangguan alunan musik kafe tersebut sempat mengeluh kepada pihak RT dan RW serta Dukuh setempat. Hingga akhirnya difasilitasi dalam sebuah forum untuk bertemu dengan pihak manajemen Kafe Bawah Langit.

Pada 16 April 2022 sempat diadakan pertemuan dengan pihak manajemen kafe dan terjadi kesepakatan. Antara lain, mulai 16 April 2022 live musik di Kafe Bawah Langit ditiadakan atau dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Kembali dipaparkan Wandoyo, setelah kesepakatan itu berlangsung, sempat kafe tidak membunyikan musik. “Namun kini pihak kafe kembali membunyikan alunan musik walaupun suaranya terdengar sedikit pelan dari biasanya,” jelas Wandoyo.

Lebih lanjut Wandoyo mengatakan, pihaknya tidak ingin mengganggu usaha kafe itu. “Tapi yang kami inginkan adalah bagaimana suara musik tersebut tidak sampai kepada kami,” kata Wandoyo.

Kalau kafe itu mau menggelar live musik, ya disilakan. “Tapi coba diperhatikan dan dipikirkan bagaimana caranya agar suara musiknya itu jangan sampai mengganggu warga sekitar kafe,” tandasnya.

Ditambahkan Wandoyo, warga sekitar sangat mendambakan suasana sebelum kafe tersebut hadir.

Biasanya setelah salat Maghrib suara pengajian berkumandang di langit Gantalan. Namun sejak adanya Kafe Bawah Langit, yang terdengar adalah teriakan penyanyi yang seolah tak tahu diri akan kegiatan di Gantalan.

Selain permasalahan musik yang menggangu, dalam surat kesepakatan yang ditandatangi warga dan perwakilan manajemen Kafe Bawah Langit serta diketahui Dukuh dan pihak Kalurahan Minomartani, disepakati pihak kafe akan menyelesaikan permasalahan parit, jalan, wilayah kalurahan dan juga limbah yang belum dilaksanakan.

Sampai saat ini pihak manajemen Kafe Bawah Langit belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan akan hal tersebut. (jto)

Exit mobile version