DI DALAM Museum Muhammadiyah yang mencapai empat lantai — dengan luas bangunan sebesar 1.200 meter persegi di atas lahan total seluas 2.800 meter persegi — pengunjung bisa melihat sejarah perjalanan Muhammadiyah melalui teknologi canggih, ruang pamer, ruang nonpamer dan ruang landscape. Sehingga museum bisa untuk sarana edukasi.
Ke depan, museum ini akan terus dikembangkan dan disempurnakan. Daerah-daerah yang memiliki situs-situs penting yang berkaitan dengan sejarah Muhammadiyah bisa melengkapi konten museum. Selain itu agar jejak dakwah KHA Dahlan pun turut ditampilkan dalam museum.
Banyak hal-hal yang secara fisik — di samping sejarah dalam bentuk buku — yang perlu ditampilkan dalam Museum Muhammadiyah yang terletak di Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah — yang juga Rektor UAD — Dr Muchlas, MT, menjelaskan, museum itu dibangun atas keinginan untuk merekam jejak sejarah Muhammadiyah.
“Selain itu juga penyebarluasan dan pewarisan nilai-nilai yang dikembangkan Muhammadiyah kepada masyarakat dan generasi mendatang,” kata Muchlas.
Artefak, dokumen dan konten di dalam museum berasal dari kontributor internal lingkungan persyarikatan Muhammadiyah maupun eksternal.
Pembangunan museum ini belum selesai 100 persen. Namun, museum ini sudah dapat dikunjungi oleh masyarakat.
Belum 100 persen selesai dalam penyusunan konten ruang pamer. Tapi, museum ini sudah dapat dikunjungi oleh masyarakat sebagai wahana edukasi, rekreasi dan transformasi nilai sejarah.
Ruang pamer tematik Muhammadiyah untuk bangsa, pengunjung akan disajikan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Tidak hanya itu. Museum yang memiliki desain ramah anak, perempuan dan lansia ini menggunakan teknologi informasi pada benda-benda historisnya.
Penggunaan teknologi informasi itu juga diterapkan pada kunjungan yang berbasis online. Sehingga pengunjung dapat melakukan registrasi secara online. Dan pengunjung akan disajikan dengan storyline yang jelas terkait perjalanan Muhammadiyah.
Disajikan dengan peragaan komunikatif dan edukatif, pengunjung dapat membentangkan cakrawala wawasan ke depan dengan lebih bijaksana dan berpartisipasi dalam gerak sejarah Muhammadiyah berikutnya. (Fan)