MENGHADAPI libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah memberlakukan pengawasan ketat untuk antisipasi penyebaran Covid-19. Di pintu masuk wilayah dan sejumlah titik dilakukan tes rapid antigen secara acak, jika kedapatan positif, maka langsung dilakukan karantina.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo mengungkapkan, tes cepat antigen dilakukan di 11 titik. Yakni di enam objek wisata, dan lima di titik rawan kerumunan rest area sepanjang jalan tol.
“Itu 11 titik, di antaranya objek wisata dan rest area yang telah dipilih,” ujarnya, usai Rakor Forkopimda menjelang Natal dan Tahun Baru di Gedung Gubernuran, Semarang, Selasa (22/12/2020).
Tes cepat antigen secara acak tersebut untuk pelaku perjalanan dan wisatawan yang masuk ke wilayah Jawa Tengah. Jika kedapatan positif, maka akan dilakukan tindakan karantina.
“Kalau yang bersangkutan positif tanpa gejala, nanti akan dikoordinasikan dengan Dinkes tempat mereka bermukim. Tapi kalau bergejala, maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat,” lanjutnya.
Disinggung berapa alat untuk rapid antigen tersebut, Yulianto mengaku pihaknya telah menyiapkan banyak sesuai kebutuhan secara acak di masing-masing titik.
“Pada prinsipnya kami menyiapkan alat banyak. Di masing-masing titik tes dilakukan berdasar dari rasio orang (pelaku perjalanan/wisatawan) yang ada di situ,” imbuhnya.
Bukan hanya tes rapid antigen secara acak, bagi pelaku perjalanan yang menempuh transportasi udara dan laut diwajibkan membawa surat keterangan negatif dari tempat asalnya.
“Sudah disepakati bersama terutama tiap pelaku perjalanan yang masuk ke wilayah Jateng dan Bali harus memastikan diri dalam kondisi sehat, dengan dibuktikan hasil tes antigen. Bagi yang lolos (tidak membawa surat keterangan) akan di tes antigen di wilayah yang dimasukinya,” terang Yulianto.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah tegas jika ada kegiatan kerumunan.
“Kalau nanti ada kerumunan ditegur tidak bisa, akan dibubarkan. Untuk wisata dan hiburan yang tidak bisa diatur akan ditutup. Itu yang harus kita tegaskan,” kata Ganjar.
Ia juga mengajak masyarakat untuk liburan di rumah karena dikhawatirkan alan berpotensi terhadap kenaikan angka kasus Covid-19.
“Ayo kita liburan di rumah saja. Kalau harus bepergian dipastikan dalam kondisi sehat, jangan sampai ada penularan. Dan kita siapkan titik untuk dilakukan tes rapid antigen secara random dan operasi yustisi,” tandasnya. (*/rth)