DI Padukuhan Kayen, Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman tepatnya di RT 14 RW 44 terdapat sebuah Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom.
Pondok untuk belajar Alquran bagi tunarungu ini berdiri sejak 1,5 tahun yang lalu. Awalnya berada di Kabupaten Bantul dan sejak 3 bulan yang lalu pindah di lokasi sekarang di Kayen.P
Pembelajaran Alquran disini pun menggunakan bahasa isyarat.
Di bawah asuhan Ustaz Abu Kahfi yang merupakan pengasuh sekaligus pendiri, saat ini ada 59 santri di pondok pesantren ini. 18 di antaranya adalah santri putri yang berasal dari hampir semua wilayah Indonesia seperti Jawa Tengah, Lampung, Bali bahkan dari Medan.
Saat ini sebagian besar santri sedang pulang kampung tetapi masih ada beberapa yang tetap tinggal di pondok.
Sebagai satu-satunya pondok pesantren untuk tunarungu di Indonesia, banyak orangtua tunarungu dari berbagai daerah yang ingin menitipkan anaknya menjadi santri tetapi belum bisa diterima karena tempat yang masih terbatas.
Saat ini, pondok pesantren itu menggunakan dua bangunan yang bersebelahan, bangunan rumah yang terbuat dari kayu dengan model joglo digunakan untuk santri laki-laki. Sedangkan bangunan di sebelahnya khusus untuk santri perempuan.
Karena keterbatasan tempat itulah sekitar 24 orang saat ini statusnya masih ditempatkan dalam daftar tunggu sambil menunggu adanya penambahan ruangan yang representatif untuk kegiatan aktifitas belajar.
Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji menyatakan mendukung kegiatan belajar di pondok ini yang memerlukan keahlian dan kemampuan khusus.
“Mengingat santrinya tunarungu, mengajar anak-anak yang istimewa memang harus mengerti dan memahami bahasa mereka dan ekstra sabar dan telaten. Kami mendoakan para pengasuhnya diberikan kekuatan dan kesehatan sehingga dapat terus mengajarkan ilmunya kepada para santrinya,” ujar Reno kemarin. (daf/mcs)