KULIAH Kerja Nyata (KKN) Reguler 88 Unit XXII C.2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sampaikan terobosan dalam pengolahan sumber daya alam (SDA) kepada masyarakat Padukuhan Teganing II, Kulonprogo, pada 21 Februari 2022 lalu.
Berbicara tentang makanan, memang tidak ada habisnya. Dengan berbagai inovasi perpaduan, banyak makanan lezat dari waktu ke waktu bermunculan.
Salah satunya adalah pisang gulmer, olahan pisang goreng krispi dan juga gula kelapa, yang merupakan hasil sumber daya alam yang mudah ditemukan di Padukuhan Teganing II.
Pisang gulmer itu adalah pisang yang digoreng sampai krispi. Kemudian, dikombinasikan dengan toping gula merah, susu kental manis serta keju.
“Menjadikan makanan ini memiliki rasa otentik atau ciri khas yang berbeda dari makanan lain yang memiliki bahan dasar yang sama,” ungkap Dr Yudi Ari Adi, SSi, MSi, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Rabu (9/3/2022).
Dijelaskan oleh Ny Supartimah, Kepala Padukuhan Teganing II, wilayah yang terletak di Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, sebagian besar warga masyarakatnya melakukan pekerjaan bertani dan juga berkebun.
“Hasil dari berkebun tersebut ada gula kelapa, talas dan kakao, yang diolah menjadi makanan maupun langsung dijual ke pasar,” kata Ny Supartimah.
Menurut Ny Supartimah, salah satu hasil terbesar dari perkebunan di Padukuhan Teganing II adalah pisang.
Buah pisang sendiri selain memiliki banyak manfaat untuk tubuh dan kesehatan, juga sangat mudah ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah.
Biasanya, pisang diolah dengan perebusan atau digoreng. Selama ini, pengolahan pisang dengan menggoreng dan merebus sudah sering dilakukan.
Lain halnya dengan yang dikenalkan mahasiswa KKN UAD. Kali ini, Tim KKN UAD mengenalkan kepada masyarakat Padukuhan Teganing II mengenai pengolahan pisang goreng krispi yang belum marak di daerah tersebut.
“Pengolahan pisang tersebut dilakukan dengan memanfaatkan gula kelapa sebagai toping,” kata Ahmad Dwi Yulianto selaku Ketua KKN Reguler 88 Unit XXII C.2 UAD.
Tidak hanya karena memberikan kemudahan untuk memperoleh bahan dasar. “Namun juga meminimalkan dana yang akan keluar dari beberapa produksi. Satu di antaranya, gula kelapa bisa diperoleh di kebun sendiri,” ungkap Ahmad Dwi Yulianto.
Pada kesempatan itu, KKN UAD juga mengajak masyarakat untuk mengagendakan acara masak bersama.
Melalui acara tersebut tidak sedikit masyarakat yang hadir untuk mengetahui ilmu baru yang diberikan oleh KKN UAD, baik dari bapak, ibu maupun anak-anak. (Fan)