SELAMA libur pergantian tahun, Kota Yogyakarta terbuka dan menerima wisatawan dari beragam daerah, namun para wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Yogyakarta diwajibkan memiliki surat identitas kesehatan yang masih berlaku.
“Sekali lagi saya sampaikan silahkan datang ke Kota Yogyakarta dengan segala peraturan mengenai protokol kesehatan serta membawa surat identitas kesehatan yang masih berlaku. PSBB itu bukan penutupan namun pembatasan,” ujar Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti saat temu media di Malioboro, (30/12/2020).
Untuk surat identitas kesehatan tersebut, lanjutnya, yakni surat hasil rapid test antigen, atau hasil swab test. Ia membeberkan jika para wisatawan yang ingin berlibur tentu mengharapkan keamanan, serta kenyamanan.
“Begitu juga dengan warga masyarakat Kota Yogyakarta, yang tak ingin sebaran Covid-19 melonjak selapas libur,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai penutupan kawasan Malioboro ketika malam pergantian tahun, Walikota mengatakan jika penutupan kawasan tersebut bersifat situasional.
“Penutupan secara penuh tidak ada, ada penutupan namun sifatnya situasional. Kalau padat ya kita tutup kalau sudah memenuhi kriteria kita buka kembali,” katanya.
Pihaknya mengungkapkan jika penutupan tersebut untuk menghindari para wisatawan yang mengakses Malioboro lebih banyak lagi.
“Menutup itu untuk menghindari orang mengakses Malioboro lebih banyak lagi,” katanya.
Selama libur akhir tahun, larangan kendaraan bermotor masuk ke Jalan Malioboro pada pukul 18.00-21.00 WIB dicabut sementara hingga 3 Januari 2021, dan pada malam pergantian tahun seluruh tempat usaha di kawasan Malioboro diimbau untuk menutup usahanya pada pukul 18.00 WIB.
Bagi masyarakat yang menikmati Malioboro dari pedestrian, ia menegaskan tetap mematuhi protokol kesehatan 4M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Yang paling sulit adalah menghindari kerumunan. Di dalam kerumunan biasanya ada saja orang yang tidak memakai masker atau memakai masker tetapi tidak benar, sulit mencuci tangan dan yang pasti sulit jaga jarak,” katanya.
Salah satu upaya untuk menghindari kerumunan di kawasan Malioboro dilakukan dengan pemasangan pagar pembatas di area Titik Nol Kilometer dan sekeliling Tugu.
“Tetapi, kami tetap menerjunkan petugas dari Satpol PP dibantu TNI dan kepolisian untuk memastikan tidak ada kerumunan. Jika ada kerumunan, maka akan dicairkan,” katanya seperti dikutip jogjakota.go.id.
Sementara bagi warga masyarakat yang ingin menyalakan kembang api untuk merayakan pergantian tahun, Walikota tetap memperbolehkan, namun dengan catatan tidak menimbulkan kerumunan.
“Kalau punya kembang api nyalakan tapi jangan bikin kerumunan. Kami tidak melarang, sampai saat ini belum ada yang meminta izin untuk mengadakan pesta kembang api,” katanya.
Namun ia akan melakukan teguran jika ia mendapatkan laporan jika ada warga masyarakat yang menyalakan kembang api di tempat umum yang memicu terjadinya kerumunan.
“Kalau ada yang menyalakan kembang api dan membuat kerumunan ya tentunya kita akan tegur agar tidak menyalakan di tempat umum,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut Walikota juga menghimbau agar hotel di Kota Yogyakarta tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Untuk hotel, tetap bisa membuat pesta perayaan pergantian tahun tetapi hanya diikuti oleh tamu hotel saja tidak boleh ada orang dari luar,” katanya. (han/seno)
Discussion about this post