MAHASISWA Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan unit IV.A.3 yang diketuai oleh Faizal melakukan pelatihan pembutan briket yang berasal dari bonggol jagung pada tanggal 25 Februari 2022.
Pelatihan ditujukan pada masyarakat usia produktif di Dusun Surulanang, Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul.
“Selama ini bonggol jagung hanya dianggap sampah disini, mbak. Jadi hanya digunakan untuk bahan bakar untuk memasak dan juga untuk makan sapi,” ujar Dukuh Surulanang, Rumiyem.
Jadi selama ini penggunaan bonggol jagung tidak dimanfaatkan secara maksimal. Maka dari itu mahasiswa KKN UAD IV.A.III mempunyai maksud untuk lebih memanfaatkan limbah yang ada terutama limbah bonggol jagung untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Sebelumnya para mahasiswa melakukan penelitian untuk melakukan praktik pemanfaatan bonggol jagung di berbagai media.
“Di desa ini yang menjadi permasalahan masih menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Sehingga kami berpikir untuk melakukan praktik pembuatan briket ini sebagai proker unggulan kami, dan juga masyarakat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan briket ini. Kebetulan juga di Dusun Surulanang ini mayoritas masyarakatnya adalah sebagai petani jagung,” tutur Rumiyem.
Oleh sebab itu untuk menunjang perekonomian masyarakat mahasiswa KKN IV.AIII mengedukasi dan melatih masyarakat di Dusun Surulanang dalam proses pembuatan briket.
Briket itu sendiri adalah sebuah blok bahann yang dapat dibakar yang digunakan untuk bahan bakar, untuk memulai dan memepertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket arang, briket gambut dan briket biomassa.
Akan tetapi untuk di Dusun Surulanang yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani jagung dan penghasil jagung maka Mahasiswa KKN UAD IV.AIII menggunakan bonggol jagung sebagai alternatif bahan pengganti batu bara.
Jalur pemasaran briket ini juga lebih luas daripada pemasaran arang biasa. Bisa juga dipasarkan sampai di lingkup internasional misalnya di Eropa briket sering digunakan untuk membuat BBQ dan nilai jual briket juga lebih tinggi dibandingkan arang biasa.
Pelatihan yang dilakukan yaitu dengan melakukan praktik langsung yang diikuti oleh para karang taruna dan ibu-ibu PKK.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk kami warga desa yang hanya memanfaatkan bonggol jagung sebagai pakan sapi. Kami juga mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan bonggol jagung untuk bias dijadikan uang. Ya contohnya dengan memebuat briket ini,” ujar salah satu ibu PKK yang mengikuti pelatihan pembuatan briket ini.
“Setelah pelatihan pembuatan briket ini saya berharap masyarakat bisa memanfaatkan bonggol jagung dengan maksimal. Misalnya dengan mempraktikan di rumah dan bisa sampai memasarkan atau menjual briket tersebut. Saya juga berharap dengan dibuatnya briket ini masyarakat bisa mengganti gas LPG dengan briket yang lebih murah dan ramah lingkungan,” tutup Rumiyen. (fan)
Discussion about this post