DALAM rangka menyambut Hari Internasional Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang diperingati setiap tanggal 13 Oktober, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSMPB) UAD Yogyakarta, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Erasmus+ Building Universities in Leading Disaster Resilience (BUiLD) serta Dahlan Rescue Community (DRC), selenggarakan webinar nasional secara daring melalui zoom meeting, Jum’at (9/10/2020) lalu.
Kegiatan yang diikuti 800 orang peserta dari berbagai daerah tersebut rencananya dibuka Wakil Rektor V Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Gatot Sugiharto, SH, MH. Karena berhalangan hadir maka diwakili Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Choirul Fajri, MA.
Dikatakan Choirul Fajri, sudah saatnya mahasiswa bijak dalam mengatur waktu. “Tidak hanya sekadar kuliah dan mengerjakan tugas, namun juga harus mampu mengaplikasikan ilmunya untuk berkiprah secara nyata dan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Choirul Fajri.
Pada kesempatan itu, H Budi Setiawan, ST selaku Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Budi Santosa (Koordinator Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Cahyono (Ketua UKM Madapala UAD) dan Farid Syakur berharap agar mahasiswa mampu berkiprah sebagai pahlawan pengurangan risiko bencana di sekitarnya.
Dalam webinar bertajuk “Kontribusi Mahasiswa dalam Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Era Pandemi Covid-19” dengan moderator Dholina Inang Pambudi, M.Pd, bertujuan menyambut peringatan Hari Internasional PRB. “Sekaligus memberikan bekal kepada mahasiswa agar mampu berkiprah mulai dari hari ini untuk masa depan yang lebih baik,” kata Dholina dalam pengantarnya ketika awali acara tersebut.
Bagi Dholina, Perguruan Tinggi seyogyanya tidak hanya membekali hard skill saja. “Namun juga perlu membekali mahasiswa terkait softskill agar mahasiswa memiliki kemampuan adaptif, responsif serta mampu menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya,” papar Dholina.
Dan hal ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana salah satu poinnya adalah menuntut mahasiswa memiliki pengalaman nyata melalui proyek kemanusiaan.
Saat ini sudah banyak hal nyata yang dilakukan mahasiswa UAD Yogyakarta selama pandemi Covid-19. Antara lain berkolaborasi dengan MCCC dalam penyemprotan disinfektan, membantu UAD Peduli dalam pembagian sembako dan handsanitizer kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 serta proyek kemanusiaan lain seperti yang dilakukan tim UKM Madapala ke Masamba berbagi dengan masyarakat terdampak bencana.
Dengan demikian, peran mahasiswa tidak hanya sekadar menempuh mata kuliah. “Namun juga secara holistik mampu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan nyata untuk sesama,” papar Choirul Fajri. (Affan)
Discussion about this post