MAHASISWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode 84 Unit V D.3 mendapatkan tugas mengabdi selama 3 bulan: 24 Oktober 2022 – 4 Januari 2023 di lingkungan masyarakat RW 12 Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta.
Mahasiswa UAD yang KKN Alternatif Periode 84 Unit V D.3 adalah Ahmadi Ibrohim (Ketua), Dea Amalia Nur Hidayani, Rizkyqa Nor Febriani, Tanti Julianti, Millenia Rahma Ayuningtyas, Muhammad Syahman Kamil, Olan Egi Syahputra, Vathana Az Zahra Putri Dangga, dan Delvi Nuraprilia Detuage.
Kampung Bausasran merupakan sebuah wilayah yang terletak di Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, yang di dalamnya ada salah satu ikon yang sudah tidak asing lagi: Stasiun Lempuyangan.
Stasiun kereta api ini merupakan salah satu stasiun terbesar di Kota Yogyakarta. Dan merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Kota Yogyakarta setelah Stasiun Tugu.
Kampung Bausasran juga memiliki karakteristik dengan kekhususan tersendiri. Dengan interaksi sosial masyarakat yang ramah, sopan dan toleransi beragama yang kuat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, damai dan tentram.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya KKN Alternatif 84 unit V D.3. Para mahasiswa UAD Yogyakarta disambut dengan hangat dan diterima dengan baik oleh Arifin, Ketua RW 12 Bausasran.
Program kerja yang telah disusun KKN Alternatif 84 unit V D.3 tidak hanya untuk remaja saja. “Namun juga untuk seluruh masyarakat RW 12 di Bausasran,” kata Gumelar, SE, MM selaku DPL.
Selama 2 bulan mengabdi, mahasiswa KKN Alternatif UAD melaksanakan program kerja yang sangat menarik, mulai dari mengadakan TPA untuk anak-anak hingga ibu-ibu, mengadakan bimbingan belajar, mengadakan cek kesehatan secara gratis, sosialisasi UMKM, sosialisasi Tantrum hingga kegiatan keagamaan yang lainnya.
Secara geografis, kampung Bausasran terletak di tengah Kota Yogyakarta, yang didalamnya memiliki keragaman suku, agama, ras dan budaya, yang berbeda dan hidup rukun damai.
Kampung Busasran menganut falsafah — yang mana menjadi pedoman dalam masyarakat — untuk mewujudkan kerukunan kehidupan bermasyarakat walaupun memiliki identitas yang berbeda.
“Falsafah inilah yang mendasari pandangan hidup dalam interaksi sosial bagi masyarakat di kampung Bausasran,” kata Ahmadi Ibrohim, Ketua KKN Alternatif Periode 84 Unit V D.3.
Falsafah yang dimaksud adalah “sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti” yang memiliki makna segala sifat keras hati, angkara murka, hanya bisa dikalahkan oleh sikap bijak, sabar dan lembut.
Seluruh masyarakat Bausasran memiliki tanggung jawab bersama dalam membangun keharmonisan, tanpa memandang ras, suku, budaya dan agama.
Falsafah ini sudah dianut dan dijaga sejak dahulu oleh masyarakat dalam membangun kehidupan yang rukun dan harmonis.
Sejauh ini, hubungan antarumat beragama di kampung Bausasran sangat baik. Hal ini terbukti dari berbagai aktivitas masyarakat yang berbeda-beda. Adat yang biasa dilakukan setiap tahun oleh warga kampung Bausasran dengan melibatkan semua agama ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh bapak-bapak RW 12 Bausasran, yang dikenal dengan Kumpulan Bapak-Bapak (KBB).
Pertemuan rutin bapak-bapak ini melibatkan semua agama dengan karakter atau simbolisme keagamaan yang khas di kampung Busasran.
Sebelum dan sesudah kegiatan pertemuan rutin bapak-bapak di setiap kegiatan tersebut selalu menyisipkan dua keyakinan doa dalam satu pertemuan.
Di mana Ketua Kumpulan Bapak-Bapak meminta warga yang beragama Islam untuk berdoa bersama. Setelah doa dari umat beragama Islam selesai, Ketua Kumpulan Bapak-Bapak meminta pendeta (sebutan warga Bausasran) untuk membacakan doa yang diikuti umatnya.
Hal ini dilakukan untuk mempererat persaudaraan, menjaga kerukunan, dan mendoakan agar seluruh warga Bausasran tetap rukun, sehat dan selamat.
Tidak hanya menyisipkan dua keyakinan doa dalam satu pertemuan saja di Kampung Bausasran yang menjadi perekat antara umar beragama. Ketika seorang Kristen meninggal dunia, komunitas Muslim juga ikut serta. Setelah pemakaman selesai, ada budaya duduk untuk membahas kebutuhan yang digunakan dan menjadi tanggung jawab bersama dan dikelola bersama. (Fan)