STUNTING merupakan masalah kekurangan gizi pada balita yang terjadi dalam waktu yang lama.
Menurut data Kemenkes (2020), angka stunting di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Di mana angka tersebut masih di atas batas ambang yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 20 persen.
Hal ini patut menjadi perhatian yang serius. Karena ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara.
Dalam pencegahan stunting dan tumbuh kembang anak, peran ibu dirasa sangat penting.
Kurangnya pengetahuan ibu balita mengenai stunting dan panduan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) menjadi alasan bagi mahasiswa KKN UAD Alternatif periode 75 untuk memberikan edukasi mengenai stunting dan panduan pemberian MPASI pada ibu balita di kampung Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.
Pemberian edukasi tentang stunting dan panduan pemberian MPASI di wilayah RW 11 Karangkajen Yogyakarta dilakukan secara langsung dan dengan mengedepankan potokol kesehatan.
Edukasi dilakukan bersamaan dengan diaktifkannya kembali pelayanan Posyandu di Karangkajen setelah 2 tahun tidak ada pelayanan.
Menurut Aditama Bimantara, salah satu mahasiswa KKN sekaligus Ketua Unit KKN Unit VIII.A.3, proses pemberian edukasi dilakukan dengan media leaflet.
Materi edukasi itu lebih menekankan pada peran ibu balita di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). “Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari tumbuhnya janin yang dikandung ibu sampai anak usia dua tahun adalah kunci utama dalam mencegahan stunting,” jelas Aditama Bimantara, Sabtu (18/12/2021).
Program KKN pemberian edukasi pencegahan stunting dan edukasi panduan MPASI bagi ibu balita dirasa sangat bermanfaat bagi warga masyarakat.
Seperti dituturkan Ary, Ketua PKK RW 11 Karangkajen, edukasi yang diberikan mahasiswa UAD itu sangat bermanfaat bagi ibu-ibu dalam mengawasi tumbuh kembang balitanya.
Ditambahkan Nur Syarianingsih Syam selaku dosen UAD dan DPL di wilayah tersebut, program kerja yang dilakukan mahasiswa itu merupakan hasil survey terkait edukasi yang akan diberikan kepada masyarakat di sekitar Masjid Jami Karangkajen.
Stunting, kata Nur Syarianingsih Syam, memang masih menjadi masalah yang dihadapi bersama. “Meskipun di wilayah kampung Karangkajen angka stunting tidak tinggi, tapi pemberian edukasi ini diangap sebagai bentuk pencegahan,” kata Nur.
Kata Nur, jangan pas ada kasus, baru kita edukasi masyarakat. “Sebaliknya, sebelum ada kasus, masyarakat perlu kita edukasi,” ujarnya.
Nur berharap agar kedatangan mahasiswa UAD di lokasi kampung Karangkajen menjadi pintu pembuka silaturahmi yang baik antara UAD dengan masyarakat.
Selain memberikan edukasi, mahasiswa KKN UAD juga melakukan kegiatan pembagian starter pack berisi susu, makanan ringan dan masker bagi ibu balita. (Fan)
Discussion about this post