SLEMAN – Warga Dusun Marangan, Kelurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, ada yang mengeluhkan soal limbah buangan yang berasal dari Pondok Pesantren Modern (PPM) Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan.
“Tapi hal itu tidaklah benar,” sanggah Didik Riyanta, S.Sos.I, Wakil Direktur Urusan Kerumahtanggaan, Sabtu (30/10).
Pihak pondok pesantren bersama wartawan inilahjogja.com lantas berkeliling di kawasan pondok pesantren untuk menunjukkan soal Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang sudah digarap dengan baik. Komunal itu berada di pondokan putri, putra dan dapur.
Dikatakan Didik, pengadaan IPAL Komunal tersebut untuk mengatasi kondisi pondok pesantren yang menampung ribuan santri agar lebih baik dan terjaga, mulai dari lingkungan dan juga kesehatannya. “Dan diharapkan santri akan nyaman bila IPAL komunal tersebut berfungsi dengan baik,” kata Didik Riyanta, didampingi Fauzan Yakhsya, S.Hum (Kepala SMP MBS) dan Odjie Samroji, SE.
Kini, seperti disampaikan Didik Riyanta, PPM MBS telah membuat puluhan sumur resapan, yang nantinya akan mengolah air limbah untuk dijadikan air bersih dan bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman serta memelihara ikan.
Sedangkan masih adanya keluhan dari warga karena masyarakat masih memendam pengalaman yang lampau. Seolah-olah bau itu masih ada. “Padahal, untuk masalah IPAL sudah diselesaikan oleh Pemkab Sleman,” tandasnya.
Ditambahkan Odjie Samroji, MBS Prambanan Sleman sudah berusia 14 tahun. Dan selama 14 tahun tersebut merupakan fase perjuangan yang luar biasa. Yang semula santrinya hanya sedikit, saat ini sudah mencapai ribuan yang berasal dari seluruh Indonesia.
Kondisi pesantren yang saat ini termasuk representatif tersebut, bahkan tidak mampu menampung semua santri yang mendaftar. “Tentu, untuk masuk harus dengan seleksi,” papar Odjie Samroji.
Area MBS seluas 12 hektare. Enam hektare menjadi lokasi pondok dan sekolah, sedangkan sisanya berupa hutan jati yang menjadi sumber daya di sekolah.
Menurut Fauzan Yakhsya, MBS sukses memulai perjalanannya dengan konsep keseimbangan agama dan umum. “Kurikulumnya pun dijalankan dengan memadukan antara kurikukum pendidikan umum dan pesantren modern,” terang Fauzan Yakhsya.
Berdiri sejak 2008, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School berupaya untuk terus mencetak generasi-generasi terbaik agar bisa berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Pembentukan generasi-generasi bangsa ini pun dilandasi dengan sistem pendidikan dan pembangunan karakter santri yang menghabiskan waktu belajarnya di Jalan Piyungan km 2 Marangan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman.
Dengan mengadopsi sistem asrama atau boarding school, para santri diharapkan bisa mendapatkan pendidikan secara berkesinambungan. Tidak hanya saat berada di dalam ruang kelas, tapi juga saat tinggal di asrama.
Saat ini, PPM MBS sudah membuka pendaftaran santri baru untuk Tahun Ajaran 2022/2023. Penerimaan santri dilakukan dalam dua tahapan. Untuk gelombang pertama, ujian calon santri baru insya Allah akan dilaksanakan pada 7 November 2021.
Pendaftaran calon santri bisa dilaksanakan melalui sistem online di website resmi PSB pesantren www.psb21.mbs.sch.id. (fan)