Limbah Masker Disulap jadi Aksesoris Menarik

Tas yang dibuat dari limbah masker. @ foto InilahJogja

INILAH produk-produk aksesoris rumah tangga atau home décor yang dihasilkan dari proses daur ulang limbah masker kesehatan.

Produk daur ulang masker tersebut antara lain, wall décor atau dekorasi dinding, tas, dompet dan sebagainya.

Tak banyak yang menyangka jika produk tersebut berasal dari limbah yang banyak tersebar di sekitar kita, setelah masa pandemi Covid-19.

Berawal dari keprihatinan banyaknya limbah masker yang jika dibiarkan berpotensi mengganggu kelestarian lingkungan.

Para peneliti Prodi Rekayasa Tekstil Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (U-I-I) kemudian bergerak dan berhasil mengubah limbah masker kesehatan menjadi produk aksesoris rumah tangga.

Limbah masker yang kini berserakan itu, sebelum didaur ulang, melewati proses pembersihan hingga secara kesehatan sudah aman dan tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia.

Namun, karena diharapkan ke depan dapat dikerjakan oleh masyarakat luas sehingga proses pembersihannya pun menggunakan bahan yang mudah didapat dan murah, yakni direndam dalam air deterjen selama waktu kurang lebih 2 jam baru kemudian dikeringkan.

Masker bekas yang telah dibersihkan ini kemudian dipisahkan. Bagian terluar yang kemudian dijahit menjadi produk tas, dompet dan sebagainya.

Atau, masker yang telah dibersihkan itu dipotong kecil-kecil dan kemudian dimasukkan dalam aluminium foil dan selanjutnya di masukkan dalam mesin hot press bertekanan 100 bar pada suhu 200 derajat celsius selama beberapa menit.

Hasilnya, lembaran dengan aneka lukisan abstrak yang dapat dijadikan wall décor atau lainnya.

Sedangkan proses yang sama juga diterapkan pada tali masker. Hasilnya, menjadi lembaran yang dijadikan tatakan maupun tutup gelas yang memiliki motif unik.

Penciptaan produk olahan masker ini, oleh Prodi Rekayasa Tekstil U-I-I telah pula diajarkan kepada sejumlah siswa Jurusan Tata Busana SMK Muhammadiyah Pakem, Sleman.

Fakultas Teknologi Industri U-I-I, sebelumnya juga berhasil mengubah limbah masker menjadi produk yang berupa minyak bakar dengan titik nyala yang mendekati Pertalite.

Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng/ Kepala Lab. Tekstil Fungsional FTI UII me gerakan, untuk proses pengolahan limbah masker ini ada dua.

“Yang pertama yaitu berupa lembaran plastik limbah masker yang tadi dilihat di laboratorium. Tekstil Fungsional yaitu dengan cara, setelah semua masker dibersihkan itu akan dipotong-potong kemudian akan ditimbang berapa kebutuhan yang dibutuhkan, bisa 20 gram, 30 gram ataupun 40 gram,” katanya

Kemudian, lanjutnya, akan diletakkan di cetakan aluminium foil dan dimasukkan ke dalam mesin hotpress, di situ kita menggunakan suhu 200 derajat celsius tekanan 100 bar dan waktu pengepresan, lama pengepresan 5 menit.

“Setelah 5 menit selesai akan kita buka akan kita ambil sampel lempengan itu,” jelansya.

Menurutnya, setelah itu, kita dinginkan dulu di suhu ruangan kemudian baru bisa kita ambil dari cetakan seperti itu dan itu akan berupa lembaran plastik limbah komposit.

“Seperti itu dan itu akan bisa digunakan untuk produk kreativitas lainnya misanya untuk wall décor, gantungan kunci, pembatas buku dan sebagainya,” pungkasnya.

Kepala Lab. Desain Produk Tekstil Febrianti Nurul Hidayah mengungkapkan, pengolahan limbah masker menjadi produk jadi yang lainnya salah satunya tas.

“Lapisan yang kita gunakan adalah lapisan paling luar. Karena lapisan paling luar selain kuat yang kedua adalah warna warni. Jadi ketika kita buat produk itu akan menarik,” urainya. (gah/zil)

Exit mobile version