Lemper Desa Murtigading

Warisan Budaya Tak Benda dari Bantul

MAKANAN olahan ketan dan daging ini banyak dibuat oleh masyarakat. Khususnya untuk sajian saat ada hajatan.

Lemper merupakan sajian berbahan baku ketan putih berasa gurih dengan isian daging sapi gilling yang berasa legit. Menjadikan makanan ini hampir selalu terhidang di berbagai acara yang diselenggarakan sebuah keluarga atau masyarakat.

Banyak orang bisa membuat lemper. Tapi, lemper yang dihasilkan sekelompok masyarakat di daerah ini, memiliki hal yang istimewa.

Desa Murtigading, yang terletak di Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul ini, merupakan desa dengan masyarakat penghasil lemper. Dan produksi lemper saat ini masih dominan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Bantul.

Cita-cita yang tinggi dari warga masyarakat Murtigading ingin menjadikan lemper seperti makanan khas daerah lain: populer dan dikenal masyarakat luas.

Kehadiran Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dalam program pendampingan untuk para pengrajin lemper ini, diharapkan menjadi jalan untuk mewujudkan impian tersebut.

Program pengabdian yang dilaksanakan Dr Dini Yuniarti, SE, M.Si, CIQnR, Utik Bidayati, SE, MM, Marsudi Endang, SE, MM, dan Adhitya Rechandy Christian, SE, MM, di Desa Murtigading, Srigading, Bantul, diawali dengan pelaksanaan pendampingan dalam memahami penghitungan biaya produksi dan penguatan kerja sama dalam komunitas.

Proses produksi yang sudah sangat mahir dilakukan oleh ibu-ibu pelaku usaha lemper ini, menjadi modal kuat untuk menunjukkan keseriusan masyarakat dalam mempertanggungjawabkan penganugerahan lemper Murtigading Senden sebagai salah satu warisan budaya tak benda.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh warga Murtigading, demi memperkenalkan lemper lebih luas lagi dengan menjaga kualitas, memperbaiki tampilan produk dan memperkuat ketahanan produk.

Tim PKM UAD Yogyakarta menjadi fasilitator dalam rangka memperluas pasar lemper Murtigading ini. Diawali dengan penyelenggaraan lomba dalam membungkus lemper dan mewujudkan cita rasa lemper yang khas.

Ibu-ibu perajin ini mendapatkan masukan dari Tim PKM UAD tidak hanya pada cita rasanya, tapi juga pada tampilan produk yang menarik.

Lomba yang diselenggarakan pada 4 September 2022 lalu, menjadi langkah untuk menjadikan lemper Murtigading sebagai produk unggulan yang siap memperluas jangkauan pasarnya.

Selanjutnya, Tim PKM akan memberikan pendampingan dalam menatakelola produk lemper menjadi produk makanan yang bertahan dalam waktu yang lebih lama.

“Tata cara pengemasan merupakan salah satu materi yang disampaikan dalam kegiatan ini,” ungkap Utik Bidayati, Selasa (20/9/2022). (Fan)

Exit mobile version