INSENTIF sebanyak 502 tenaga kesehatan (nakes) di 18 Puskesmas dan 2 rumah sakit di Kota Yogyakarta belum diterima sejak Oktober 2020 sampai Desember 2020. Meski insentif bagi para nakes telah diberikan sejak April 2020 lalu.
Berkaitan hal itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, drg Emma Rahmi Aryani, MM, telah melakukan berbagai upaya lewat surat dan terus ditanyakan agar semuanya menjadi jelas. “Kita tinggal menunggu dari pusat saja,” ungkap Emma, yang menambahkan total ada 31 fasilitas pelayanan kesehatan yang menangani Covid-19.
Menurutnya, tidak semua nakes mendapatkan insentif, tapi hanya tim tertentu saja. “Khususnya yang benar-benar menangani Covid-19,” tandas Emma, yang menambahkan di Puskesmas dan rumah sakit banyak orang berhadapan dengan Covid-19, misalnya cleaning service dan petugas lain namun bukan nakes.
Selama ini, hanya nakes yang dianggap bersinggungan langsung dengan Covid-19 saja yang diberikan insentif. “Oleh karena itu, program pemberian insentif untuk nakes ini perlu ada perbaikan lebih lanjut,” kata Emma.
Kepada awak media di Ruang Humas Pemkot Yogyakarta, Rabu (17/2/2021), Emma menyampaikan kalau terdapat kekurangan anggaran dan tunggakan insentif nakes sebesar Rp. 5,7 miliar. “Untuk fasilitas kesehatan rumah sakit swasta langsung mengajukan sendiri kepada Kementerian Kesehatan RI,” terang Emma.
Pemerintah pusat memutuskan lansia masuk sasaran vaksinasi Covid-19 tahap dua bersama petugas pelayanan publik hingga aparat TNI-Polri.
Dijelaskan Emma, nantinya setelah nakes, sebanyak 40 ribu lansia akan menerima vaksinasi Covid-19. “Sekarang masih dalam proses pendataan,” katanya.
Total jumlah penduduk di Kota Yogyakarta ada 400 ribu jiwa. Jadi, untuk lansianya berkisar 40 ribu jiwa. “Nantinya para lansia yang akan menerima vaksinasi Covid-19 diharuskan mengikuti screening kesehatan dulu,” papar Emma.
Berkaitan hal itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dibantu Puskesmas saat ini sedang mendata para lansia. “Saat ini masih dalam proses pendataan,” kata Emma. (Fan)