Laboratorium Sampah UAD di Kalurahan Murtigading Bantul

Pengelolaan Sampah Berbasis BUMKal

KONSEP pengelolaan sampah yang dibangun di Desa Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, sebagai desa mitra UAD Yogyakarta adalah pengelolaan sampah berbasis BUMKal berdasarkan kebijakan operasional sampah yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Bantul.

Seperti disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, pembangunan laboratorium sampah Kalurahan Murtigading ini sejalan dengan misi Pemkab Bantul, yaitu peningkatan kualitas lingkungan hidup, infrastruktur dan pengelolaan risiko bencana.

Masalah lingkungan yang saat ini memerlukan perhatian khusus adalah masalah persampahan. “Untuk peningkatan kualitas lingkungan, Pemkab Bantul menginisiasi program Bantul Bersih Sampah tahun 2025 atau Bantul Bersama,” ungkap Abdul Halim Muslih dalam acara peresmian Laboratorium Sampah Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, Kamis (2/6/2022).

Adanya laboratorium sampah ini, kata Abdul Halim Muslih, akan menguatkan Pemkab Bantul dalam pengelolaan sampah. “Agar tidak menjadi masalah yang serius, yang dapat mengancam kelestarian lingkungan,” tandasnya.

Bagi Muslih, sumbangsih ilmu dari UAD dalam mengatasi masalah sampah akan menjadi akselerasi dalam program Bantul Bersama.

Diharapkan, laboratorium sampah ini akan memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mengolah dan mengelola sampah. Sehingga tidak menjadi sumber kerusakan lingkungan.

Di depan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Ari Budi Nugroho, ST, MT, Forum Komunikasi Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Ir Yuniati, M.Par, Lurah Murtigading Drs Sutrisno, Panewu Sanden D. Hartono S, STP, MPA, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD Anton Yudhana, ST, MT, PhD dan Utik Bidayati SE, MM (Wakil Rektor UAD Bidang Keuangan, Kehartabendaan dan Administrasi Umum), Bupati Bantul berharap kepada masyarakat untuk terus membudayakan pemilahan sampah untuk masa depan dengan lingkungan yang lebih lestari.

Apabila dari rumah tangga yang merupakan hulu terbesar penghasil sampah dapat melakukan pemilahan sampah, maka ke depan akan lebih mudah untuk dikelola arah hilirnya.

Permasalahan sampah adalah permasalahan serius sehingga sangat mendesak untuk segera ditangani. Dan sampah menjadi tanggung jawab kita bersama baik pemerintah, kalurahan, pengusaha, akademisi, kelompok masyarakat dan tentu saja masing-masing individu.

Seperti disampaikan Rusydi Umar, ST, MT, PhD, Wakil Rektor UAD Bidang Akademik, perlu ada sinergitas dan kolaborasi dari berbagai stakeholder dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul. “Salah satunya dari akademisi, yaitu dari Universitas Ahmad Dahlan melalui penelitian dan pengabdian dosen,” kata Rusydi Umar.

Menurut Rusydi, sampah non-organik bisa dipilah sedari tingkat rumah tangga dengan berbasis bank sampah yang disesuaikan dengan kearifan lokal RT atau wilayah masing-masing.

Sedangkan sampah organik dapat dikelola melalui ember tumpuk (menghasilkan magot untuk pakan ayam, lindi untuk pupuk cair dan bekas magot untuk media tanam), tong komposter atau losida yang akan menghasilkan kompos atau ecoenzym yang menghasilkan sabun atau obat kulit serta pembersih.

UAD melalui pendanaan internal dan eksternal, menempatkan beberapa alat pengolahan sampah senilai Rp 300 juta.
Melalui pendanaan internal menerjunkan 15 kelompok pengabdian dosen bertema Bantul Bersih Sampah 2025 dengan nilai masing-masing Rp 10-20 juta. “Dengan harapan akan dapat membantu percepatan mewujudkan Bantul Bersih Sampah di tahun 2025,” kata Rusydi Umar.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian dosen dan mahasiswa sudah dimulai sejak bulan Mei 2022. Di Murtigading membangun system integrated farming di RT 1.

Bulan Juni sampai Agustus akan disusul dengan 9 tim pengabdian dosen lainnya di Murtigading. Awal Agustus akan diterjunkan mahasiswa di seluruh pedukuhan di Kalurahan Murtigading.

Tahun 2022, UAD berhasil mendapatkan dana dari DRPM Dikti khusus untuk Kabupaten Bantul dengan 3 judul pengajuan, dua di antaranya bertema pengelolaan sampah di Bantul dan satu berada di Kalurahan Murtigading.

Selain itu, UAD juga mengajukan pendanaan matching fund kemitraan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul dan menggandeng dunia industri di Bantul: PT Anugrah Alam Manunggal. Khususnya mengenai pembangunan center of excellent green economy sebagai hilirisasi riset pengelolaan sampah mandiri guna mewujudkan Gerakan Bantul Bersih Sampah di tahun 2025.

Ditambahkan Anton Yudhana, Kepala LPPM UAD, laboratorium sampah di Kalurahan Murtigading itu sebagai bentuk komitmen UAD untuk berpartisipasi dalam menyukseskan Gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama).

“Harapannya, kampus akan berkontribusi secara riil dalam membantu aktualisasi gerakan ini,” terang Anton Yudhana.

Disampaikan Anton, sampah itu ibarat satu siklus yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. “Mewujudkan gerakan bersih sampah bukanlah hal yang mudah,” tandasnya.

Oleh karenanya kampus, masyarakat, pemerintah dan elemen-elemen terkait wajib menyadari bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama.

Bagi Anton, penyelesaian atas masalah sampah tidak bisa ditunda lagi. Seluruh elemen harus bergerak dari sekarang dan memulai kebiasaan dari diri kita sendiri.

Hal-hal kecil seperti memilah sampah di rumah sesuai jenisnya akan sangat membantu dalam penanganan masalah ini. Setelah dipilah lalu dilanjutkan menabung di bank sampah atau sedekah sampah yang ada di lingkungan masing-masing. Jika dilakukan secara konsiten, maka perubahan akan terjadi. (fan)

Exit mobile version