SALAH satu tantangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dalam pengembangan kualitas akademik saat ini adalah kurang cepatnya penambahan kualifikasi dan jabatan akademik.
“Khususnya lektor kepala dan guru besar,” ungkap Muchlas di depan Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad, Ph.D, Kepala Lembaga Layanan DIKTI Wilayah V Yogyakarta Prof Dr Didi Achjari, SE, M.Com, Ak, CA, Ketua BPH UAD Prof Dr Marsudi Triatmojo dan Sekretaris BPH Ir Azman Latif, Selasa (9/2/2021).
Untuk saat ini, kata Muchlas, UAD Yogyakarta memerlukan banyak guru besar agar dapat meningkatkan karya-karya penelitian breakthrough atau terobosan dan karya-karya spektakuler dengan level kesiapan teknologi tertinggi.
“Sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan dan sekaligus dapat membantu meningkatkan martabat bangsa dan negara di kancah global,” papar Muchlas usai pengukuhan Prof Dr Dra apt Any Guntarti, MSi sebagai Guru Besar dalam Bidang Farmasi di Fakultas Farmasi UAD.
Selain itu, kata Muchlas, pada ranah tatakelola tuntutan akreditasi dengan 9 kriteria memerlukan perhatian semuanya terhadap pemenuhan jumlah dosen tetap berkualifikasi doktor dan berjabatan lektor kepala maupun guru besar yang cukup di setiap program studi.
“Hal itu menuntut kita untuk terus memperhatikan dan mengupayakan peningkatan kualifikasi dan jabatan akademik para dosen,” kata Muchlas, yang memandang proses kenaikan jabatan akademik tidak dapat dibiarkan berjalan secara alami karena pengalaman menunjukkan hal itu kurang memberikan akselerasi yang dibutuhkan.
Pada saatnya nanti ketika UAD Yogyakarta sudah memiliki program doktor, diharapkan Prof Dr Any Guntarti, S.Si, M.Si, Apt dapat memperkuat dan mengantarkan para mahasiswa S3 menjadi doktor farmasi yang berkualitas.
“Semoga program doktor farmasi ini segera dapat disetujui oleh pemerintah sehingga pada tahun ini kita sudah memiliki program yang lengkap dari sarjana, magister dan doktor,” kata Muchlas didampingi Guru Besar, Sekretaris dan Anggota Senat UAD, Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan.
Pada kesempatan itu, Rektor UAD menyampaikan bahwa jabatan akademik guru besar yang diperoleh tidak menjadikan seseorang berhenti menghasilkan karya. “Malah sebaliknya, seorang guru besar dituntut menghasilkan karya-karya besar,” tandasnya.
Rektor UAD Yogyakarta, Dr Muchlas, MT, berharap kepada Prof Dr Any Guntarti, S.Si, M.Si, Apt untuk terus melakukan riset dan inovasi serta konsisten menghasilkan karya yang bermanfaat bagi penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan.
Selain itu, Rektor UAD juga berharap kepada Prof Dr Any Guntarti, S.Si, M.Si, Apt untuk dapat mengawal riset-riset yang dilaksanakan di UAD agar memiliki impact factor yang tinggi. “Tidak hanya terhadap bidang ilmu yang ditekuninya, tapi juga bagi kehidupan masyarakat,” ungkap Muchlas. (Fan)