KALAU kita mengaku sebagai pribadi yang baik adanya. Dan, membenci prilaku yang tidak bermoral apalagi tindakkan yang tidak manusiawi. Maka, pilihan orang baik itu hanya 1 yaitu; Bersatu.
“Kumpulkan yang tercecer, sapa yang terlupa, jemput yang tertinggal dan bawa yang setia.”
Persoalannya, banyak orang baik yang diam. Dan, orang baik itu acap kali hanya mengatakan secara sporadis bahwa mereka diam bukan berarti mereka takut. Tetapi, itu bukanlah solusi melainkan hanya sebuah ilusi belaka. Karena, itu hanya sebuah ucapan kiasan. Dan, bukan tindakan nyata.
Jika diam itu bijak, maka diamlah. Tetapi, jika diam justru malah di injak-injak maka bicara lantanglah dengan bahasa kebenaran tanpa ragu dan takut.
Ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah nyata adanya bagi keberlangsungan kehidupan keberagaman di Indonesia. Dan, seakan selalu menghantui bahkan jadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan pahit.
“Intoleransi secara otomatis berpeluang melahirkan radikalisme. Dan, radikalisme secara otomatis berpeluang melahirkan terorisme.”
Menjawab masalah tersebut, tidak ada pilihan lain selain harus bersatunya orang-orang baik. Selain membuka diri untuk bersatu, haruslah juga disertai sikap untuk siap bekerja sama. Dan, bekerjasama bukan saja sesama masyarakat sipil.
Tetapi, bekerjasama juga dengan orang-orang baik di TNI dan Polro. Karena, TNI dan Polri yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakkan tegas bagi mereka yang mau merubah ideologi Pancasila.
Keberagaman adalah suatu kekayaan yang tidak ternilai harganya. Dan, keberagaman bukan untuk diperdebatkan. Tetapi, untuk dipertahankan bagi kelangsungan kehidupan umat manusia yang beradab dan bermartabad.
Dengan bersatunya orang-orang baik yang mau bekerjasama secara aktif dengan semua pihak terkait dalam sebuah kesatuan, maka; kebaikan akan mengalahkan kejahatan.
“Rakyat bersatu tidak bisa di kalahkan.”
Jangan pernah kita mengaku sebagai orang baik jika kita tidak mau membuka diri untuk bersatu dalam sebuah kesatuan untuk melawan kejahatan.
Mendiamkan suatu kejahatan yang kita ketahui, berarti sama saja kita melakukan kejahatan itu sendiri secara tidak langsung.
Mari bersatu dengan riang gembira kita kalahkan kejahatan terorganisir.
Penulis adalah Arnold Thenu Ketua umum FORMAMA (Forum Masyarakat Maluku)
Discussion about this post