PENGAMAT politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Saiful Anam mengatakan, saat ini komunikasi DPP partai Demokrat terbilang buruk.
Tak hanya itu, Saiful menilai, komunikasi Ketua umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga buruk.
“Sejatinya dalam organisasi komunikasi politik adalah pokok dan jantungnya,” kata Saiful Anam Kamis 4 Maret 2021.
Menurut Saiful, pencitraan yang terus dilakukan DPP Partai Demokrat soal solidnya para DPC dan DPD adalah merepresentasikan AHY dan SBY. Jika solid, kenapa para senior dan pendiri partai Demokrat menggelar KLB.
Masih menurut Saiful, buruknya komunikasi itu terlihat dari beberapa indikasi, diantaranya; saat mempubliasikan isu internal menjadi properti eksternal publik. Dalam press confrence pertama, AHY menyebutkan rangkaian peristiwa ihwal gerakan internal yang menggugat dan mau mengambil alih paksa kepemimpinan AHY.
“Kenapa AHY tidak berani menemui atau mengundang pertemuan para pendiri dan senior berdialog, berdiskusi? Kenapa alergi berdebat internal dengan para senior dan pendiri? Pesan apa yang mau disampaikan AHY mengadukan soal internal ke publik? Komunikasi buruk dan kekanakan ini dibiarkan oleh SBY? Jangan-jangan SBY ikut menskenariokan pressconfrence AHY tadi. Publik pun menilai konyol AHY, SBY dan PD,” ujarnya
Lebih lanjut kata Saiful Anam, juru bicara partai Demokrat yang ditampilkan dalam beberapa debat justru memperjelek citra partai berlambang Mercy sendiri. Pesan politik apa yang diinginkan AHY dengan menghadirkan Andi Mallarangeng membela PD?.
Ada lagi Herzaky yang terlalu belia dan new coner politik tapi langsung ditarik jadi elite. Padahal ada banyak kader senior dilewatkan begitu aja. Minim jam terbang politik, gagap dalam sejarah PD, akhirnya jadi bahan tertawaan publik.
“Bahkan ketika Johny Alen Marbun mengetes Herzaky sekadar menyanyikan himne Demokrat, anak muda ini pun kalang kabut. Mesem dan lugu. Tampaknya Herzaky belum terlalu banyak mengenal simbol, atribut dan identitas partai ini,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Saiful Anam, AHY dan jajarannya suka sibuk klaim sukses dan memimpin partai Demokrat. Tapi indikatornya tak ada. Bahkan yang dikutip malah lembaga survei yang track record minim.
“Jangan-jangan memang tak ada survey lembaga survey kredibel yang memperlihatkan trend partai Demokrat naik. Boleh jadi klaim menang Pilkada bukan atas nama kader sendiri melainkan kader partai lain yang ikut didukung PD. Sungguh mengenaskan komunikasi politik keluarga Cikeas macam ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dugaan rekayasa bahwa partai Demokrat saat ini solid adalah simbol terkuat image AHY dan SBY saat ini. Para DPC dan DPD dimobilisasi membikin ikrar kesetiaan kepada AHY dan DPP.
“Tidak genuine, tidak orisinal. Kenapa AHY takut? Jika KLB digelar, toh AHY bisa mentestdirinya matang, cerdas dan berani bertarung melawan?,” pungkas Saiful Anam. (kal/yas)