MESIR merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional bagi Indonesia, mendominasi pangsa pasar Mesir sebesar 1,45 persen dan beberapa produk komoditas pangan Indonesia menjadi primadona di peringkat pertama. Mesir memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis Indonesia di Kawasan Afrika Utara dan Afrika secara keseluruhan.
Mesir dengan populasi 100 juta jiwa (CAPMAS, Juni 2020) mengimpor lebih dari 80% kebutuhan produk pangannya dari Dunia diantaranya minyak goreng, minyak nabati, margarin, kopi, teh, rempah-rempah dan produk pangan lainnya. Dalam neraca perdagangan Mesir dengan Indonesia, pada periode Januari-Maret 2020, Indonesia surplus sebesar USD 238,42 juta (Rp. 3,50 triliun).
Hal ini disampaikan Duta Besar RI untuk Mesir, Helmy Fauzy di Wisma Duta KBRI Kairo, Hari Selasa (2/6/2020) waktu setempat.
“Beberapa komoditas pangan Indonesia ke Mesir pada periode Januari-Maret 2020, yang berkontribusi pada peningkatan ekspor antara lain produk Biji Kopi, Saus dan olahannya, Minyak Sawit dan turunannya, Lemak Nabati, kacang kacangan, kelapa, kelapa parut, bubuk kakao, Kakao, butter dan minyak kakao,” ungkap Dubes Helmy.
Dubes Helmy menerangkan, peningkatan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh beberapa hal penting, diantaranya adanya pembebasan bea masuk seperti produk kopi dan minyak sawit dan turunannya, dua produk ini mendominasi nilai ekspor Indonesia ke Mesir diatas 58,23 persen, besarnya permintaan buyer Mesir utamanya produk produk bahan baku industri meski bea masuk diatas 5-10 persen, terdapat permintaan yang tinggi untuk produk lemak nabati dan minyak goreng (palm olein) dikarenakan produk Indonesia harganya lebih terjangkau dibanding dengan produk sejenis dari negara-negara pesaing.
“Produk makanan lainnya seperti bubuk kakao, kakao butter, kacang-kacangan, kelapa dan kelapa parut juga mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini karena upaya buyer ingin mencapai target pasar menjelang masa konsumsi bulan Puasa dan Idul Fitri, diantaranya digunakan untuk bahan baku produk kue kering, roti, biskuit, wafer, manisan dan makanan ringan lainnya,” tutur Dubes Helmy.
Produk Komoditas Pangan Unggulan Indonesia ke Mesir
Atase Perdagangan KBRI Kairo, Irman Adi Purwanto Moefthi memberi gambaran, produk lemak nabati (HS 1516) misalnya, terjadi peningkatan yang sangat signifikan, pada Januari-Maret 2020, naik 1385 persen atau USD 2,86 juta (Rp. 42 miliar) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD 193 ribu (Rp. 2,83 miliar). Minyak sawit dan turunannya (HS 1511) mencapai USD 146 juta (Rp. 2,16 triliun) dengan kapasitas ekspor sebesar 208,826 ton.
“Setiap tahunnya minyak sawit dan lemak nabati Indonesia mendominasi peredaran minyak goreng di Mesir diatas rata-rata 80 persen. Kebutuhan impor minyak goreng sebesar 90 persen dari dunia dan hanya tersedia 10 persen produksi dalam negeri yang terdiri dari minyak jagung, minyak kapas, soyabean dan lainnya,” ujar Atdag Irman.
Duta Besar RI, Helmy Fauzy mengungkapkan, kapasitas produksi Indonesia masih memungkinkan untuk ekspor ke Mesir meskipun pandemi global COVID-19 masih berlangsung. Hingga saat ini sebagian besar kontrak dagang buyer Mesir dengan eksportir Indonesia masih berjalan lancar.
Dubes Helmy mencontohkan, Kopi Indonesia juga memberi kontribusi pada peningkatan ekspor ke Mesir sebesar USD 17,48 juta (Rp. 257 miliar ) atau naik 26,07 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD 13,86 juta (Rp. 204 miliar). Dari segi volume juga mengalami peningkatan sebesar 33,68 persen yaitu sebesar 10,097 ton, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar 7,553 ton. Harga pasaran kopi robusta lndonesia ke pasar Mesir pada Mei 2020 untuk jenis kopi robusta dari 1800 dolar AS perton hingga 2300 dolar AS per ton, ungkap Dubes Helmy yang setiap pameran dagang tahunan Trade Expo Indonesia (TEI) menyaksikan penandatanganan kontrak transaksi dagang kopi dan produk lainnya antara produsen Indonesia dengan buyer Mesir.
Dubes Helmy membenarkan, saat ini restoran, hotel, dan kedai kopi di Mesir tutup di tengah wabah COVID-19, namun ekspor kopi robusta tetap masih berjalan. Penutupan tempat umum ini membuat para pedagang dan distributor kopi harus beralih menjual produk kopi secara daring atau melalui sistem pesan antar ke rumah.
Produk makanan olahan Indonesia juga memiliki prospek di pasar Mesir, yaitu seperti biskuit, wafer, dan penyedap. Kekuatan ekspor Indonesia di komoditi ini cukup besar. Meski produk biskuit impor dikenakan bea masuk 60 persen plus PPN sebesar 14 persen, konsumen Mesir masih mengidolakan biskuit buatan Mayora.
“Pada pekan pertama setelah Lebaran Idul Fitri ini telah masuk lima kontainer biskuit Mayora senilai lebih dari USD 100 ribu (Rp. 1,47 miliar) untuk pasokan konsumen kota Kairo dan sekitarnya,” imbuh Dubes Helmy.
Lebih lanjut Dubes Helmy menjelaskan, selain itu saos dan bumbu masakan dan penyedap rasa secara berangsur-angsur disukai warga Mesir, meski sedikit terhambat dengan adanya penutupan restoran dan perhotelan, warga Mesir tidak kehilangan akal, mereka meracik bumbu bumbu masakan Indonesia dari rumah. Nilai ekspor saus dan olahannya mengalami peningkatan pada Januari-Maret 2020 sebesar USD 4,08 juta (Rp. 60 miliar) atau naik 13,73 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD 3,59 juta (Rp. 52,87 miliar).
Untuk produk perkebunan lainnya, Atdag Irman menerangkan, seperti Bubuk Kakao mengalami kenaikan sebesar 86,34 persen atau sebesar USD 1,97 juta (Rp. 29 miliar) dibanding dengan perolehan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD 1,05 juta. (Rp. 16 miliar) . Adapun untuk produk Kakao Butter, dan Minyak Kakao juga mengalami kenaikan 47,04 persen senilai USD 1,61 juta (Rp. 23,83 miliar) dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD 1,10 juta (Rp. 16 miliar). “Permintaan bubuk kakao, Kakao Butter dan Minyak Kakao masih tinggi di masa Ramadhan dan menyambut Idul Fitri,” imbuhnya.
Di masa pandemi COVID-19 ini, KBRI Kairo tetap berkomunikasi dengan buyer potensial melalui pemanfaatan media sosial, mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia secara online, membangun komunikasi secara kekeluargaaan dengan buyer lama dan buyer baru.
“KBRI Kairo terus berupaya agar sektor komoditas produk pangan Indonesia tetap melejit dan memberi kontribusi besar bagi pasar Mesir, walaupun tengah menghadapi hantaman akibat pandemi Covid-19, secara terus menerus melakukan komunikasi dan pembinaan buyer, baik buyer lama maupun buyer baru,” ungkap Duta Besar RI, Helmy Fauzy yang selama empat tahun berturut-turut mewakili buyer unggulan Mesir menerima penghargaan Primaduta Award dari Presiden RI Joko Widodo. (zalfia kustinar)