Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 dengan tema “Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDG’s” berlangsung di Yogyakarta pada 29 November 2024 hingga 1 Desember 2024
Yogyakarta, menjadi saksi dari komitmen Lazismu sebagai lembaga filantropi yang terus bergerak dalam mewadahi zakat, infaq dan shadaqah.
Peran Lazismu dalam pembangunan masyarakat Indonesia tak hanya menjadi angin segar bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga menjawab tantangan ketimpangan sosial secara nyata.
Berkenaan dengan arah Kabinet Merah Putih (KMP) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Lazismu mendukung visi pemerataan ekonomi yang dimulai dari desa.
Program prioritas yang menargetkan penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 0% ini selaras dengan visi-misi Asta Cita. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan gizi masyarakat melalui program-program yang telah berjalan, seperti penanganan stunting.
Ke depan, Lazismu akan semakin mempererat kolaborasi dengan pemerintah untuk memastikan pencapaian tujuan ini. Selain itu menciptakan generasi emas yang sehat, cerdas dan berdaya saing.
Sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas, rekomendasi Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi pedoman strategis Lazismu dalam menyelaraskan program-program pengentasan kemiskinan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 yang dihadiri oleh perwakilan 30 wilayah.
Dalam Rakernas yang diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Sleman, menjadi tonggak bagi Lazismu untuk terus memperkuat sinergi kebajikan, melahirkan inovasi sosial dan menghadirkan solusi konkret dalam menjawab tantangan zaman.
Dengan semangat kebersamaan, Lazismu optimis dapat berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil, makmur dan sejahtera.
Salah satu momen yang paling berkesan dalam Rakernas 2025 yakni hadirnya Kemal Pasha Wijaya, salah satu penerima Beasiswa Sang Surya Lazismu DIY sebagai juru bicara isyarat.
Kemal tampil dengan energi dan antusiasme yang luar biasa. Keahlian komunikasi yang mengesankan dengan memadukan gerakan tangan yang ekspresif dan penuh semangat, Kemal berhasil mencuri perhatian peserta.
Kemal bercerita tentang perjalanannya belajar bahasa isyarat di Pusbisindo dan ketertarikannya berkomunikasi inklusif.
Bagi Kemal, bahasa isyarat bukan sekadar alat komunikasi. “Tetapi juga jembatan untuk menyebarkan semangat kebajikan,” katanya.
Lewat aksinya, Kemal menginspirasi para peserta untuk lebih peduli terhadap komunitas penyandang disabilitas. Dan kehadiran Kemal menjadi pengingat bahwa inovasi sosial bisa datang dari mana saja, termasuk dengan memberikan ruang bagi semua orang untuk berkontribusi tanpa batasan.
Rakernas 2025 ini menjadi panggung bagi Lazismu untuk terus memperluas jangkauan programnya, termasuk dalam menciptakan masyarakat inklusif yang lebih adil dan setara.
Semangat yang ditunjukkan Kemal adalah bagian dari energi baru Lazismu untuk bergerak lebih jauh bersama semua lapisan masyarakat. (Fan)