PROGRAM kampus mengajar merupakan sebuah upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi bagi para peserta didik.
Disamping itu, juga mendampingi para guru di sekolah dalam beradaptasi dengan teknologi yang berkembang saat ini. Selain itu, mereka juga melakukan pendampingan para guru dalam administrasi sekolah dan kelas.
Seperti yang dilakukan Tika Eri Melania ini. Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini juga melakukan program kampus mengajar di di SD N 2 Srandakan, Bantul yang berlangsung 1 Maret hingga 29 Juni 2022 lalu.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD itu menerapkan terbosan baru yang diberi nama Klinik Matematika di sekolahan tersebut.
Menurutnya, Klinik Matematika adalah wadah belajar bersama dengan tujuan meningkatkan kemampuan numerasi bagi para peserta didik.
“Hal ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh banyaknya keluhan dari guru kelas IV dan V di SDN tersebut yang merasa peserta didiknya masih kurang dalam mata pelajaran matematika,” ujar Tika Jumat 15 Juli 2022.
“Masih banyak mbak. Di kelas saya yang belum bisa perkalian dan pembagian,” ucap Laras sebagai guru kelas IV yang ditirukan Tika.
Senada, guru kelas V di SDN itu juga mengaku masih banyak peserta didiknya yang belum paham matematika.
“Sama mba, di kelas saya juga masih banyak yang kurang paham matematika. Ya, hal ini juga dampak dari adanya pembelajaran jarak jauh akibat adanya Covid -19,” tutur Eni guru kelas V ditirukan mahasiswi dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1900006067 itu.
Dilanjutkan Tika, setelah dilakukan observasi ke kelas memang benar hal tersebut. Masih banyak peserta didik yang belum bisa dasar operasi hitung matematika.
“Setelah dilakukan koordinasi dengan pihak sekolah maka Klinik Matematika diikuti oleh kelas IV dan V yang menurut guru kelasnya belum bisa dalam operasi matematika,” ujarnya.
Untuk pelaksanaanya sendiri dikatakan Tika, dilakukan dua kali dalam seminggu selama bulan Maret-April. Jadwal pelaksanaannya adalah tiap hari Selasa dan Kamis.
“Untuk peserta didik kelas IV waktunya pukul 10.30-11.30 WIB. Sedangkan, untuk kelas V pada hari Rabu dan Jumat waktunya pukul 10.30-11.30 WIB,” jelasnya.
Menurut Tika, setiap pertemuan
Klinik Matematika dibimbing langsung oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kampus Mengajar 3 yang menjadi pelopor program kerja ini.
“Mulainya dengan memberikan soal yang berkaitan dengan operasi dasar matematika. Hal ini dilakukan oleh mentor guna mengetahui kemampuan siswa sampai dimana,” ungkapnya.
Saat pertemuan pertama, kata dia, ia menemukan peserta didik yang belum bisa penjumlahan.
“Ada juga peserta didik yang menghitungnya masih menggunakan pagar. Selain itu juga masih banyak peserta didik yang belum bisa perkalian dan pembagian,” jelansya.
Di akhir pertemuan, biasanya ia memberikan soal latihan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Selain itu, ia juga meminta peserta didik untuk menghafal perkalian 6 sampai 10.
“Pada pertemuan selanjutnya peserta saya minta satu persatu untuk menghafalkannya ke depan,” tegasnya.
Setelah beberapa pertemuan dilakukan, ia memberikan soal mengenai operasi hitung matematika. Hal ini dilakukan kedua kalinya sebagai bahan evaluasi program kerja KKN tersebut.
“Ya Alhamdulillah ada kemajuannya. Walaupun masih ada peserta yang masih belum ada kemajuan. Namun sebagian besar mengalami kemajuan yang cukup baik,” urai Tika.
Usai Klinik Matematika selesai dilakukan disekolah itu ia meminta anak-anak untuk menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti program ini.
“Mayoritas peserta Klinik Matematika sangat terbantu. Kalau dikalkulasi ya sekitar 80 persen. Dari 20 peserta peserta menginginkan kegiatan seperti ini dilaksanakan lagi. Mereka berharap kegiatan seperti tidak hanya dilaksanakan dua bulan saja. Namun dilakukan seterusnya secara berkesinambungan,” demikian Tika Eri Melania. (fat/zil)