KEBERADAAN RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki aspek sejarah dalam perjalanan bangsa. Bukan hanya secara fisik, tapi juga monumen kehidupan.
Hal itu disampaikan Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam acara Kick Off PKU Muhammadiyah Jogja Reborn, Rabu (15/2/2023), di halaman RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Jl KHA Dahlan No. 20 Yogyakarta.
Hadir Ketua PP Aisyiyah Dr Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Ketua BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping dr H Agus Taufiqurrahman, SpS, MKes, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Ketua LPB PP Muhammadiyah dan BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Budi Setiawan, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping dr H Ahmad Faesol, Sp.Rad, MKes, MMR.
Hadir pula Staf Ahli Bidang Administrasi Umum Setda Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho, SH, Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Dr Muchlas, MT, Nafi Ananda mewakili Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta Warsiti, SKp, MKep, Sp.Mat.
Dalam semarak milad ke-100 tahun RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan milad ke-14 RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Haedar sampaikan tahniah. “Selamat atas kick off PKU Muhammadiyah Jogja Reborn,” kata Haedar.
Tema milad ke-100 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan milad ke-14 RS PKU Muhammadiyah Gamping adalah “Lintasi Zaman, Sehatkan Bangsa”. “Tema tersebut merupakan cara menjiwai perjalanan RS PKU Muhammadiyah yang melakukan kerja-kerja untuk memajukan bangsa secara inklusif,” ungkap Haedar.
Dikatakan Haedar, lintasi zaman sehatkan bangsa bagian dari menjiwai perjalanan rumah sakit dalam berbuat untuk kemajuan bangsa. “Dan ini komitmen juga untuk menyehatkan bangsa,” tandas Haedar.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit pertama dimiliki pribumi yang didirikan pada 15 Februari 1923.
“Ini bukan sepuh, tapi perjalanan panjang dalam memberikan pelayanan untuk kemajuan bangsa,” ungkap Haedar, yang berharap fisiknya harus menggambarkan sejarah seabad ke depan dan mencerminkan masa depan.
Bagi Haedar, usia seabad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan bagian kerja Muhammadiyah dalam memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan. Dan usia seabad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan wajah sejarah dari perjalanan kesehatan bangsa.
“Rentang usia yang panjang itu merupakan bukti gerakan amal Muhammadiyah jelas arahnya dan berkelanjutan,” kata Haedar.
Muhammadiyah dan RS PKU Yogyakarta bagian dari sejarah bumi Mataram. Muhammadiyah dan Yogyakarta tidak bisa dipisahkan karena antara Kauman — termasuk Masjid Gedhe, Alun-alun Utara dan Keraton — merupakan entitas yang saling memiliki ikatan sejarah kuat dengan Muhammadiyah.
Pada kesempatan itu, Haedar menyinggung RS PKU Muhammadiyah di Merauke, Papua. “Muhammadiyah telah masuk ke Merauke sejak tahun 1926,” terang Haedar.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr Muhammad Komarudin, SpA, mengatakan, reborn atau kelahiran kembali bukan hanya penampakan fisik. “Tapi juga nonfisik,” ungkapnya.
Menurut Komarudin, RS PKU Reborn nonfisik mengupayakan keunggulan kompetitif sumber daya insani yang memilili kekhususan. “Sebab, dilandasi semangat Al Ma’un,” katanya.
RS PKU Reborn fisik adalah pembangunan ulang RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikarenakan gedung saat ini sudah tidak bisa mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah. “Pembangunan akan dilakukan di tiga titik,” papar Komarudin, yang menerangkan gedung setinggi 32 meter terdiri dari delapan lantai dan basement.
Staf Ahli Bidang Administrasi Umum Setda Kota Yogyakarta, Wirawan Hario Yudho, SH, menjelaskan, dukungan Pemkot Yogyakarta telah berkontribusi besar di dalam membantu Muhammadiyah lewat kemudahan membangun dan mendirikan gedung rumah sakit. “Seperti RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang kini makin dipercaya oleh lapisan masyarakat luas,” kata Wirawan Hario Yudho.
Mewakili Pj Walikota Yogyakarta, Sumadi, SH, MH, Wirawan menyampaikan terima kasih atas pelayanan kesehatan yang diberikan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kepada siapa saja yang membutuhkan.
“Biarlah matahari menyinari seluruh masyarakat yang ada di Yogyakarta dan barokahnya selalu kita rasakan,” papar Wirawan, yang mendukung atas rencana yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Di akhir acara dilaksanakan penandatanganan prasasti pembangunan RS PKU Muhammadiyah Sleman seluas 6.000 meter persegi, prasasti Musala Buya Syafii Maarif dan launching Theme Song 1 Abad PKU Jogja yang liriknya dibuat Haedar Nashir dan arransemen oleh Dwiki Dharmawan. (Fan)