KETIDAKPASTIAN politik memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis. Di Indonesia, perubahan politik yang ditandai dengan pemilihan umum dapat memberikan ketidakpastian yang meresahkan bagi perusahaan-perusahaan di negara ini. Dalam konteks ini, kebijakan dividen perusahaan menjadi salah satu aspek yang terpengaruh oleh ketidakpastian politik.
Hal ini disampaikan oleh Bhenu Artha, S.E., M.M., dosen Prodi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta pada Jumat (7/7/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman.
Ketidakpastian politik yang muncul menjelang pemilihan umum dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan besaran dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.
“Pada umumnya, perusahaan cenderung berhati-hati dan enggan mengambil risiko selama masa ketidakpastian politik. Mereka mungkin memilih untuk menunda keputusan pembagian dividen atau mengurangi besaran dividen yang seharusnya diberikan,” terangnya.
Salah satu alasan utama di balik kebijakan tersebut adalah kekhawatiran akan perubahan kebijakan ekonomi yang dapat terjadi setelah pemilihan umum.
“Jika ada pergantian pemerintahan atau perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi, perusahaan mungkin perlu menyesuaikan strategi bisnis mereka. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban dividen kepada pemegang saham,” imbuh Kepala Biro III UWM ini.
Meskipun demikian, tidak seluruhnya perusahaan mengubah kebijakan dividen mereka selama masa ketidakpastian politik.
“Beberapa perusahaan mungkin memiliki posisi keuangan yang kuat dan mampu untuk tetap membagikan dividen sesuai dengan rencana awal. Ada juga perusahaan yang melihat ketidakpastian politik sebagai peluang untuk mengambil keuntungan dengan memperkuat posisi mereka di pasar,” pungkasnya. (rth)
Discussion about this post