PEROLEHAN devisa Indonesia dari sektor pariwisata sebelum Coid-19 baru mencapai 197 triliun. Jika disandingkan dengan Thailand, Malaysia dan Singapura, maka perolehan devisa pariwisata Indonesia, masih berada dibawah 3 negara tersebut,” ujar HM Darmizal MS, Ketua umum mum RèJO (Relawan Jokowi) pada pertemuan terbatas relawan-relawan Jokowi dengan Presiden di Istana Bogor, Jumat (29/07/2022).
Ketua umum mum RèJO yang juga Ketua Dewan Pembina Asosiasi Tours dan Travel Agensi se Indonesia (ASITA) tersebut, secara khusus menyampaikan hal yang berbeda dari rekan sejawatnya kepada Presiden.
Darmizal menyoroti terkait potensi peningkatan penerimaan negara dari sektor pariwisata Indonesia. Khususnya dari wisatawan mancanegara berkualitas yang masuk ke Indonesia.
Bagi Darmizal, jika sistem pengelolaan pariwisata Indonesia sedikit dibenahi, maka perolehan devisa pariwisata Indonesia dari 197 triliun bisa meningkat menjadi 400 triliun.
“Itu tahap awal (perolehan 400 triliun). Bahkan nantinya, devisa pariwisata Indonesia sangat memungkinkan mengungguli Thailand,” ucap Darmizal antusias.
Devisa pariwisata Indonesia menurut statistik 2020, tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Singapura memperoleh devisa dari sektor pariwisata 278 triliun. Malaysia 282 triliun, dan Thailand 930 triliun. Sementara Indonesia baru 197 triliun.
Darmizal menyebut bahwa ASITA telah memiliki kajian bagaimana cara jitu meningkatkan devisa dari sektor pariwisata tersebut, yang siap disampaikan kepada Presiden.
“Kami akan serahkan kajian ASITA itu kepada bapak Presiden,” ujar Darmizal.
Usai pertemuan terbatas dengan Presiden, Darmizal menyebut kepada media bahwa ia bersama DPP ASITA diundang Presiden ke Istana dalam waktu dekat untuk menyampaikan hasil kajian tersebut.
Sebagaimana diketahui, salah satu situs jaringan media wisata di Inggris menyebut Indonesia sebagai negara terindah di dunia. Penobatan tersebut, haruslah kita glorifikasi dengan menjadikan Indonesia sebagai tujuan terbaik bagi pelancong dunia. Saat ini, perolehan devisa sektor pariwisata Indonesia masih tertinggal dari tetangga di ASEAN.
ASITA yang diawaki Ketua umum Artha Hanif dan Sekjen Muhammad Rahmad itu telah berdiri sejak tahun 1971, dan merupakan organisasi pariwisata tertua di Indonesia. ASITA adalah tempat berhimpunnya para perusahaan tours dan travel Indonesia.
Ditambahkan Darmizal, presiden Jokowi telah membuat Indonesia melangkah lebih cepat melebihi espektasi banyak orang. Pembangunan infrastruktur yang massif dalam berbagai hal, tentu sudah sangat mendukung lahirnya destinasi dan super destinasi baru di Indonesia.
“Dengan semakin sempurnanya infrastruktur dan telekomunikasi, maka semakin cepat pula terjadinya arus distribusi atau berpindahnya berbagai hal dari satu tempat ketempat lain,” ujar tokoh nasional asal Minang ini. (gaf/yul)
Discussion about this post