KEBUN Dakwah Muhammadiyah — edukasi dan destinasi berkemajuan — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta yang berada di Jl Nitikan Baru, Yogyakarta, diresmikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Minggu (13/11/2022).
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, mengapresiasi pemanfaatan kebun dakwah itu sebagai tempat pengolahan sampah. “Karena sampah menjadi tantangan tersendiri yang harus diselesaikan,” kata Haedar.
Apa yang dikerjakan PDM Kota Yogyakarta bersama Lazismu Kota Yogyakarta, disebut Haedar sebagai langkah bagus. “Khususnya untuk menghadapi dunia ke depan yang diprediksi akan mengalami kelangkaan pangan,” kata Haedar.
Menurut Haedar, gerakan yang dilakukan PDM Kota Yogyakarta menjadi praktik hidup. “Dan kesadaran bersama untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan,” papar Haedar.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah juga menyinggung gerakan lumbung hidup atau lumbung pangan yang dilakukan Aisyiyah.
Adanya lahan sempit yang ada di sekitar rumah keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah, Haedar berharap untuk tempat menanam.
“Mari kita manfaatkan lahan untuk menanam meski sempit,” ajak Haedar Nashir.
Meski Indonesia dikenal sebagai negara agraris, kata Haedar, namun pertanian dan produk-produk turunannya masih kalah saing ketimbang produk pertanian dari luar negeri.
Dijelaskan Drs H Akhid Widi Rahmanto, Ketua PDM Kota Yogyakarta, Kebun Dakwah Muhammadiyah itu nantinya akan dikelola secara gotong royong dengan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Yogyakarta.
Sebagai tempat wisata, nantinya AMM akan berperan sebagai tour guide bagi para pengunjung.
“Di lokasi ini akan dimanfaatkan sebagai lokasi belajar dan berwisata bagi anak-anak yang ingin mengenal dunia tumbuhan,” papar Akhid, yang menerangkan lokasi ini juga menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak.
Dikatakan Akhid, lokasi itu akan dimanfaatkan juga sebagai tempat pendidikan sekaligus tempat wisata bagi warga Muhammadiyah yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. “Nanti akan diarahkan ke kebun dakwah ini,” tandas Akhid.
Diharapkan, selain menikmati wisata budaya dan sejarah Muhammadiyah, selama di Kota Yogyakarta wisatawan bisa berwisata alam di Kebun Dakwah Muhammadiyah Yogyakarta.
Berada di atas tanah seluas 3.000 meter persegi milik HM Bahrun Nawawi, sistemnya adalah wakaf produktif berjangka selama 5 tahun.
Seperti disampaikan Nugroho dari Lazismu Kota Yogyakarta, lahan ini tadinya akan dipinjamkan kepada Lazismu untuk ketahanan pangan tahun 2021. “Namun baru terlaksana tahun 2022 ini,” terang Nugroho.
Sejak dari dulu, Keluarga Bahrun Nawawi mempunyai niat kalau lahan tersebut hanya untuk pertanian saja.
Pernah suatu waktu pernah mau disewa pihak pengembang untuk bisnis kuliner dengan harga tinggi. Namun, Bahrun tidak setuju dan menyerahkan pengelolaan lahannya kepada Lazismu Kota Yogyakarta. (Fan)