GERAKAN “Indonesia Raya Bergema” yang dicanangkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2021 mendatang semakin mendapat dukungan luas. Sedikitnya sembilan Rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY sepakat untuk mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di lingkungan kampusnya masing-masing.
Indonesia Raya Bergema sendiri merupakan gerakan kampanye berkelanjutan untuk menggugah kesadaran dan memperkuat rasa nasionalisme dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara kontinyu di ruang-ruang publik seperti lembaga pendidikan, instansi pemerintah, perkantoran swasta, pusat perbelanjaan dan tempat lainnya.
Kesepakatan para rektor terangkum saat bertemu dalam rapat virtual (meeting zoom) pada hari Rabu (21/4/2021) siang, yang diinisiasi Rektor Universitas Gajah Mada Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Ak., CA., bersama dengan Forum Rakyat Yogya untuk Indonesia (For You Indonesia).
Pimpinan perguruan tinggi yang hadir pada rapat virtual tersebut, adalah Rektor Universitas Pembangunan Nasional UPN “Veteran” Yogyakarta Dr. Mohammad Irhas Effendi, M.Si, Wakil Pembantu Rektor lll Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Dr. Drs. Rohidin, SH., M.Ag., Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Phil. Al Makin, S. Ag., M.A., Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum, Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta Prof. Yoyong Afriadi, Ph.D, Rektor Universias Ahmad Dahlan Yogyakarta Dr. Muchlas MT, Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D, dan Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec.
Pertama, para rektor menyerukan perlunya pendidikan Pancasila dan penanaman jiwa patriotisme dan nasionalisme agar terus-menerus dilakukan. Perlu rumusan strategi pendidikan ideologisasi Pancasila yang sistematis dan berkelanjutan serta dengan metodologi yang tepat dan kekinian agar lebih mudah diterima oleh generasi Y dan Z.
Kedua, perlunya penyempurnaan kurikulum pendidikan nasional agar lebih membuka pikiran-pikiran kritis dan sikap inklusif peserta didik baik di jenjang pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Sikap-sikap eksklusif yang masih mewarnai sebagian kalangan diakui sebagai akibat dari tidak berkembangnya nalar kritis dan sikap kurang terbuka terhadap realitas keberagaman. Selain peserta didik, pentingnya para guru dan dosen agar memiliki perspektif kebangsaan sesuai konsensus Nasional.
Lebih lanjut para rektor berpandangan agar efektivitas gerakan “Indonesia Raya Bergema” terukur di masyarakat perlu adanya ketentuan yang bersifat mengikat yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah.
Terpisah Psikolog Musik dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta Prof. Dr. Djohan Salim mengapresiasi rencana pemutaran lagu kebangsaan Indonesia secara kontinyu di ruang-ruang publik.
“Sebuah sikap dapat terbentuk dari pembiasaan yang diulang-ulang. Gerakan Indonesia Raya Bergema tepat kiranya dilakukan secara kontinyu untuk memperkokoh rasa nasionalisme masyarakat,” ujarnya.
Ketua For You Indonesia Subkhi Ridho mengungkapkan pihaknya terus mengampanyekan gerakan “Indonesia Raya Bergema” ke pelbagai kalangan. Dalam sepekan kedepan akan dilakukan sosialisasi ke sejumlah pusat-pusat perbelanjaan dan sekaligus ujicoba untuk melihat respon khalayak. Dalam UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan termaktub ketentuan yang menyebutkan bahwa publik yang berada di lingkup lagu kebangsaan diperdengarkan harus merespon dengan berdiri dalam sikap sempurna. Disiplin sikap inilah yang hendak dikaji sebagai pemantapan gerakan “Indonesia Raya Bergema”. (mar)