MENJELANG datangnya hari raya qurban tahun 1445 Hijriah pembuat pisau mulai menerima banyak pesanan.
Seperti dialami Wijiyono pengrajin pandai besi dusun Ngaglik, Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Sleman ini sudah menerima lebih dari 50 pisau dengan berbagai ukuran yang akan dipergunakan untuk memotong hewan Qurban.
“Pada hari raya Qurban tahun lalu dirinya mengaku mendapat pesanan lebih dari 150 pisau dari berbagai ukuran,” ujarnya saat ditemui dilokasi pembuatan kemarin.
Menurut Wiji, dirinya telah memulai usaha menjadi pengrajin pandai besi sejak tahun 1995.
“Usaha ini sudah turun temurun,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk mengerjakan satu pisau ukuran kecil dibutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sedangkan, pisau berukuran besar atau golok dibutuhkan waktu sekitar 2 jam lamanya.
“Saya tidak menerima untuk orang bakul atau jualan. Ini pesanan jelang qurban sudah hampir 50 dari berbagai ukuran,” ungkapnya.
Untuk membuat pisau, lanjutnya, besi yang akan dibuat pisau dipotong sesuai kebutuhan terlebih dulu menggunakan gerindra kemudian dipanaskan kedalam arang yang telah dipanaskan.
“Dan dipukul hingga membentuk pisau atau golok,” tegasnya.
Pisau hasil buatannya tersebut dijual dengan harga bervariasi sesuai ukuran dan tingkat kesulitan saat pengerjaan.
“Pisau termurah dijual dengan harga Rp 30 ribu, pisau untuk kelet kambing dihargai Rp 50 ribu. Sementara pisau untuk menyembelih kambing dijual dengan harga Rp 150 ribu dan pisau sembelih sapi seharga Rp 350 ribu rupiah,” ungkap Wiji.
Tak hanya membuat pisau serta golok, Wijiyono ini juga mengerjakan alat pertanian seperti cangkul, sabit serta barang lainnya. (daf/kus)