KETIKA diperhadapkan pada dua pilihan dalam suatu masalah. Dan, masalah tersebut memaksa untuk kita harus memilih salah satunya. Maka, orang yang menggunakan Intelligence Quality (IQ) akan lebih cepat mengambil keputusan obyektif. Dibandingkan, dengan orang yang menggunakan Emotional Quality (EQ).
Bagi orang yang menggunakan IQ akan dengan cepat untuk memilih apa yang menjadi prioritas utama. Karena, orang seperti itu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah yang melibatkan logika.
Bagi orang yang menggunakan EQ akan menjadi sulit dalam waktu cepat mengambil keputusan untuk menentukan pilihannya. Karena, orang yang mengandalkan EQ cenderung menggunakan ‘rasa’ sehingga terkadang terkecoh membedakan antara kebutuhan dengan keinginan.
Pada masa pandemi seperti saat ini, jika ada ‘polling’ untuk masyarakat Indonesia memilih mana yang harus di prioritaskan; antara penanganan virus corona dengan penanganan ekonomi?
Maka, sudah bisa dipastikan bahwa penanganan virus corona yang akan menjadi pemenangnya. Karena, itu adalah prioritas utama pada masa pandemi ini. Dan, itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mayoritas menggunakan IQ bukan EQ dalam menentukan pilihannya.
Saat ini, Indonesia harus memprioritaskan penanganan virus corona bukan pemulihan ekonomi. Karena, itu adalah kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini.
Jangan pernah membuat opini atau asumsi bahwa penanganan virus corona dapat berjalan bersamaan dengan pemulihan ekonomi. Karena, pada kenyataannya itu tidak realistis. Dan, faktanya tidak terbukti adanya penurunan jumlah orang yang terpapar virus corona. Serta, pemulihan ekonomi tidak mengalami kemajuan. Tetapi, justru sebaliknya.
Indonesia tidak boleh gagal focus dengan mengakomodir keinginan (pemulihan ekonomi) dan kebutuhan (penanganan virus corona) dapat berjalan bersamaan. Karena, orang yang mengejar dua ekor kelinci, akan kehilangan keduanya.
Penulis adalah Arnold Thenu Ketua Umum FORMAMA (Forum Masyarakat Maluku)
(kal/zul)