IKATAN Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (IMM DIY) menggelar Diskusi Seri #1 Rembug Pilkada 2024 dengan tema “Menghalau Money Politik, Hoaks, dan Polarisasi” di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu 25 September 2024.
Diskusi ini bertujuan untuk memberi edukasi kepada kalangan muda agar melek politik.
Ketua IMM DIY, Muhammad Taufiq Firdaus, SH mengungkapkan, tujuan diskusi untuk menjaga demokrasi yang lebih sehat. Selain itu, juga meningkatkan partisipasi generasi muda untuk menjaga iklim politik yang berkeadaban dan integritas politik.
“Harapan kami dari upaya ini akan melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik di Pilkada tahun 2024,” ujar Taufiq.
Taufiq menambahkan, anak yang jumlahnya besar tidak hanya menjadi basis suara, tapi menjadi penentu masa depan bangsa dan menjaga demokrasi ke depannya.
“Rembug Pilkada ini akan dilaksanakan secara berseri dan puncaknya pada tanggal 27 Oktober mendatang sebagai respon terhadap dinamika Pilkada 2024,” imbuhnya.
Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum, HAM, dan Hikmah, Busyro Muqoddas mengatakan, memberantas korupsi tidak mungkin terjadi jika demokrasi tidak sehat. Hal ini dikarenakan praktik money politik, hoaks, dan polarisasi membunuh nilai-nilai demokrasi.
“Aparat kepolisian perlu kita backup agar peracunan money politik dan hoaks tidak terjadi semakin liar, sehingga DIY menjadi contoh dan semakin menunjukkan Kota Pendidikan,” tegasnya.
Busyro menyampaikan, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih telah mengeluarkan fatwa money politic di dalam pemilu haram. Hal ini sebagai langkah-langkah pencegahan guna mencegah dan mempersempit penjudi-penjudi politik.
“Diskusi ini menjadi momentum elemen-elemen bangsa untuk mencegah pembunuhan karakter masyarakat melalui suap, karena tak dipungkiri di tengah masyarakat terjadi kekeringan pendidikan politik. Kondisi ini sangat rawan suap,” jelasnya.
Wadir Intelkam Polda DIY, AKBP Khaira Arjuandi menuturkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya melalui deteksi seksi teknologi intelijen dan subdit media sosial untuk mencegah hoaks.
“Kami saat ini mengedepankan prinsip pre-emptive dan persuasif dengan berbagai penyuluhan di sekolah-sekolah dan organisasi masyarakat,” terangnya.
Ia menyebut, ciri-ciri hoaks bersifat menipu. Selain itu, informasinya menciptakan kebencian dan kecemasan atau pemujaan secara berlebihan terhadap tokoh-tokoh tertentu.
“Untuk potensi kerawanan pemilu di DIY seperti adanya ormas yang mendukung kepada calon kepala daerah, sehingga rawan terjadi gesekan. Kemudian money politic yang dilakukan tim sukses untuk membujuk masyarakat memilih, dan perusakan alat peraga kampanye yang akan meningkatkan suhu politik saat Pilkada,” tukasnya. (*/rth)
Discussion about this post